Jumat, 28 Juni 2013

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR PEMULIAAN TANAMAN “Perkawinan Silang Pada Tanaman Padi”



LAPORAN PRAKTIKUM
DASAR PEMULIAAN TANAMAN
Perkawinan Silang Pada Tanaman Padi



OLEH :
                                          NAMA             :  SIAMRUN
                                          STAMBUK     :  D1B1 12 037
                                          KELOMPOK :   IV (EMPAT)

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HALUOLEO
2013

I.         PENDAHULUAN
A.      Latar  Belakang
Padi merupakan sumber karbohidrat yang tinggi selain jagung dan gandum.  Indonesia merupakan salah satu pengkonsumsi beras yang merupakan produk dari tanaman padi ini.  Tanaman padi merupakan tanaman semusim yang berakar serabut, berbatang pendek, struktur yang serupa dengan batang terdiri dari pelepah daun yang saling menopang. Tanaman padi memiliki buah dengan tipe bulir yang tidak dapat dibedakan mana buah dan mana yang bijinya.  Bentuk dari buahnya yaitu bulat lonjong dengan ukuran 3 mm sampai 15 mm yang ditutupi oleh palea dan lema atau yang kita kenal dengan sekam. Persilangan padi secara alami berlangsung dengan bantuan angin. Adanya varietas padi lokal di berbagai daerah menunjukkan telah terjadi persilangan secara alami. Persilangan padi secara buatan dilakukan dengan campur tangan manusia. Persilangan padi secara buatan pada umumnya menghasilkan tanaman yang relatif pendek, berumur genjah, anakan produktif banyak, dan hasil tinggi. Sementara itu persilangan secara alami menghasilkan tanaman yang relative tinggi, berumur panjang, anakan produktif sedikit, dan produktivitas rendah. Persilangan pada tanaman padi merupakan proses penggabungan sifat melalui pertemuan tepung sari dengan kepala putik dan kemudian embrio berkembang menjadi benih. Secara teknis persilangan padi secara buatan dimulai dengan pemilihan tetua pada pertanaman petak hibridisasi, dilanjutkan dengan kastrasi, hibridisasi, isolasi, dan pemeliharaan.
Perkembangbiakan tanaman secara generatif adalah melalui proses perkawinan / penyerbukan. Pembuahan sel telur dan perkembangannya hanya akan terjadi jika butir serbuk sari sampai kepada stigma. Penyerbukan berbeda dengan pembuahan, penyerbukan adalah peleburan gamet jantan dan gamet betina. Penyerbukan ada dua macam, yaitu penyerbukan sendiri dan penyerbukan silang. Penyerbukan sendiri adalah proses penyerbukan kepala putik oleh serbuk sari yang berasal dari bunga itu sendiri atau dari bunga lain pada tumbuhan yang sama. Alat reproduksi tanaman adalah bunga dan pada bunga pada umumnya terdapat struktur jantan (serbuk sari) dan betina (putik).
Proses penyerbukan terdapat dua macam penyerbukan, yaitu penyerbukan terbuka (kasmogami) dan penyerbukan tertutup (kleistogami). Penyerbukan silang ialah proses perpindahan serbuk sari dari anther bunga tumbuhan ke stigma bunga tumbuhan lain yang sama atau species yang berkerabat. Penyerbukan dapat dibantu oleh angin dan serangga, burung, keong,dan binatang kecil lain. Contoh tanaman yang menyerbuk sendiri adalah gandum, padi,  kedelai dan lain-lain. Penyerbukan silang lebih umum terjadi dibanding dengan penyerbukan sendiri. Penyerbukan silang menghasilkan kombinasi satuan keturunan yang lebih beragam dari keduanya. Pengaruh langsung dari penyerbukan silang adalah banyaknya spesies dari produksi biji yang dihasilkan dan bersifat lebih kuat dari turunannya.


B.       Rumusan Masalah
1.        Bagaimana latar belakang tanaman padi ?
2.        Bagaimana fase pertumbuhan pada tanaman padi ?
3.        Bagaimana proses penyerbukan silang pada tanaman padi ?
C.      Tujuan dan Kegunaan
       Tujuan dilaksanakannya praktikum ini yaitu untuk mengetahui latar belakang tanaman padi, untuk mengetahui fase pertumbuhan pada tanaman padi dan untuk mengetahui proses penyerbukan tanaman padi.
       Kegunaan dari praktikum kali ini adalah untuk menambah wawasan praktikan tentang perkawinan silang pada tanaman padi.










II.      TINJAUAN PUSTAKA
Tumbuhan padi termasuk golongan tumbuhan Graminae dengan batang yang tersusun dari beberapa ruas. Tanaman padi membentuk rumpun dengan anakannya, biasanya anakan akan tumbuh pada dasar batang. Pembentukan anakan terjadi secara tersusun yaitu pada batang pokok atau batang batang utama akan tumbuh anakan pertama, anakan kedua tumbuh pada batang bawah anakan pertama, anakan ketiga tumbuh pada buku pertama pada batang anakan kedua dan seterusnya. Semua anakan memiliki bentuk yang serupa dan membentuk perakaran sendiri (Luh, 1991).
Batang padi tersusun dari rangkaian ruas–ruas dan diantara ruas yang satu dengan ruas yang lainnya dipisahkan oleh satu buku. Ruas batang padi didalamnya berongga dan bentuknya bulat, dari atas ke bawah ruas buku itu semakin pendek. Ruas yang terpendek terdapat dibagian bawah dari batang dan ruas–ruas ini praktis tidak dapat dibedakan sebagai ruas–ruas yang berdiri sendiri. Sumbu utama dari batang dibedakan dari bagian pertumbuhan embrio yang disertai pada coleopotil pertama (Grist, 1960).
Pada dasar bunga terdapat ladicula (daun bunga yang telah berubah bentuknya). Ladicula berfungsi mengatur dalam pembuahan palea, pada waktu berbunga ia menghisap air dari bakal buah, sehingga mengembang. Pengembangan ini mendorong lemma dan palea terpisah dan terbuka (Hasyim, 2000).
Bunga padi adalah bunga telanjang artinya mempunyai perhiasan bunga. Berkelamin dua jenis dengan bakal buah yang diatas. Jumlah benang sari ada 6 buah, tangkai sarinya pendek dan tipis, kepala sari besar serta mempunyai dua kandung serbuk. Putik mempunyai dua tangkai putik dengan dua buah kepala putik yang berbentuk malai dengan warna pada umumnya putih atau ungu (Departemen Pertanian, 1983).
      Secara umum padi dikatakan sudah siap panen bila butir gabah yang menguning sudah mencapai sekitar 80 % dan tangkainya sudah menunduk. Tangkai padi merunduk karena sarat dengan butir gabah bernas. Untuk lebih memastikan padi sudah siap panen adalah dengan cara menekan butir gabah. Bila butirannya sudah keras berisi maka saat itu paling tepat untuk dipanen (Andoko, 2002). 
      Berdasarkan literatur Grist (1960), tanaman padi dalam sistematika tumbuhan diklasifikasikan ke dalam Divisio Spermatophyta, dengan Sub divisio Angiospermae, termasuk ke dalam kelas Monocotyledoneae, Ordo adalah Poales, Famili adalah Graminae, Genus adalah Oryza L, dan Speciesnya adalah Oryza sativa L.

Persilangan padi
      Persilangan tanaman padi dapat berlangsung secara alami dan buatan (Soedyanto et al. 1978). Persilangan padi secara alami berlangsung dengan bantuan angin. Adanya varietas padi lokal di berbagai daerah menunjukkan telah terjadi persilangan secara alami. Contoh varietas padi lokal yang banyak ditanam petani adalah Rojolele, Mentik, Cempo, Pandan Wangi, Markoti, Hawarabunar, Lemo, Kuwatik, dan Siam.
      Menurut Harahap (1982), terdapat beberapa metode persilangan buatan yang dapat dilakukan untuk mendapatkan varietas unggul padi, yaitu silang tunggal atau single cross (SC), silang puncak atau top cross (TC), silang ganda atau double cross (DC), silang balik atau back cross (BC), dan akhir-akhir ini dikembangkan pula metode persilangan multi cross (MC). Silang tunggal hanya melibatkan dua tetua saja. Silang puncak merupakan persilangan antara F1 dari silang tunggal dengan tetua lain. Silang ganda merupakan persilangan antara F1 dengan F1 hasil dari dua persilangan tunggal. Silang balik adalah persilangan F1 dengan salah satu tetuanya. Silang banyak merupakan persilangan yang melibatkan lebih dari empat tetua.        Agar persilangan berhasil perlu diketahui tujuan dan prioritas persilangan serta sifat sifat penting varietas atau spesies tetua yang akan disilangkan, terutamabiologi bunga dan teknik persilangan. Terdapat perbedaan karakter morfologibiologi bunga dalam hal arah tandan, bentuk dan posisi bunga hermaprodit,panjang tangkai, panjang tandan, serta waktu dan lamanya berbunga (Rudi, 1996). 
      Benang sari menghasilkan serbuk sari yang masing-masing membentuk gametjantan. Sedangkan putik akan membentuk bakal biji (ovulum) yang mengandungtelur. Pada waktu proses penyerbukan, yaitu jatuhnya serbuk sari pada kepalaputik, terbentuklah tabung serbuk sari, kemudian berlangsung pembuahan antarasperma dengan telur. Proses akhir dari pembuahan ini adalah terbentuknya biji  ( Hanum, 2008).  


III.   METODOLOGI PELAKSANAAN
A.      Waktu dan Tempat
       Praktikum ini dilaksanakan pada hari Minggu, 2 Juni 2013 pada pukul 08:30 WITA  sampai selesai, bertempat di Kebun Percobaan Lahan Kering Fakultas Pertanian Universitas Haluoleo Kendari.
B.       Alat dan Bahan
      Alat yang digunakan pada praktikum  ini yaitu  gunting,  cangkul, kertas sungkup dan pot.
              Bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu tanaman padi, dan alcohol jika dibutuhkan.
C.      Prosedur Pelaksanaan
      Langkah ataupun tahap-tahap pengerjaan yang dilakukan didalam persilangan padi ini adalah sebagai berikut:
1.      Pemilihan calon tetua yang akan dijadikan tetua jantan dan tetua betina
2.      Kastrasi atau Emaskulasi
      Kastrasi atau emaskulasi adalah membuang bagian tanaman yang tidak diperlukan. Kegiatan ini biasa disebut dengan pengebirian. Kastrasi dilakukan sehari sebelum penyerbukan agar putik menjadi masak sempurna saat penyerbukan sehingga keberhasilan penyilangan lebih tinggi. Setiap bunga (spikelet) terdapat enam benang sari. Dua kepala putik yang menyerupai rambut tidak boleh rusak. Oleh karena itu perlu hati-hati dalam melakukan kastrasi. Bunga pada malai yang akan dikastrasi dijarangkan hingga tinggal 15-50 bunga. Sepertiga bagian bunga dipotong miring menggunakan gunting kemudian benang sari diambil dengan alat penyedot jarum pentul maupun dengan pinset. Bunga yang telah bersih dari benang sari ditutup dengan glacine bag (kertas sungkup) agar tidak terserbuki oleh tepung sari yang tidak dikehendaki. Waktu yang baik untuk melakukan kastrasi adalah setelah pukul 3.00 sore. Stadia bunga yang baik untuk dikastrasi adalah pada saat ujung benang sari berada pada pertengahan bunga. Pada stadia demikian, benang sari akan mekar dalam 1-2 hari.
3.      Penyerbukan
Untuk proses penyerbukkan sebaiknya dilakukan satu hari setelah proses kastrasi. Setelah kepala sari membuka, segera dilakukan penyerbukan. Bunga betina yang sudah dikastrasi dibuka tutupnya kemudian bunga jantan diletakkan di atasnya. Dengan bantuan jari tangan, bunga digoyang-goyang hingga tepung sari jatuh dan menempel pada kepala putik. Bak plastik tempat menyimpan bunga disusun sedemikian rupa sehingga mudah dalam pengambilan bunga saat penyerbukan. Penyerbukan dapat dilakukan pada pukul  10.00-13.00.
4.      Isolasi dan Pemeliharaan
Bunga yang sudah diserbuki segera ditutup dengan kantong kertas transparan atau glacine bag . Pada malai dipasang etiket (label data) yang mencantumkan tanggal silang, nama tetua, jumlah malai yang disilangkan, dan dapat juga dicantumkan nama yang menyilangkan . Penulisan identitas sangat penting untuk legitimasi genotip baru yang dihasilkan. Tanaman hasil penyerbukan dipelihara di rumah kaca sampai biji hasil persilangan masak. Setelah 3-4 minggu,malai dipanen kemudian dikeringkan dengan cara dijemur   atau dioven. Biji yang sudah kering dirontok kemudian dimasukkan ke dalam kantong kertas dan dicatat dalam buku persilangan.Benih F1 hasil persilangan dapat ditanam sebagai bahan seleksi pada tahap pemuliaan selanjutnya. Dari benih F1 hingga menjadi varietas unggul diperlukan banyak tahapan kegiatan dan waktu antara 5-10 tahun.






















      

IV.   HASIL DAN PEMBAHASAN
A.      Hasil
       Hasil pengamatan pada praktikum ini  adalah sebagai berikut:
padi-1222013_02
Deskripsi Tanaman Padi (Oryza sativa).
Umur tanaman
:
115 – 125 hari
Bentuk tanaman
:
Tegak
Tinggi tanaman
:
100 -120 cm
Anakan yang tumbuh
:
10 – 15  batang
Warna batang
:
Hijau muda
Warna lidah daun
:
Tidak berwarna
Warna daun
:
Hijau
Muka daun
:
Kasar pada bagian permukaan sebelah bawah
Posisi daun
:
Tegak (lebih tegak dari Konawe)
Daun bendera
:
Tegak panjang (menutup malai)
Bentuk gabah
:
Panjang ramping
Warna gabah
:
Kuning bersih
Kerontokan
:
Agak tahan
B.       Pembahasan
            Penyerbukan sendiri (self pollination) adalah penyerbukan yang terjadi pada tanaman tertentu dimana serbuk sari dan bakal putik berada pada satu tanaman yang sama. Jika lebih dari 95% populasi tanaman tersebut melaksanakan penyerbukan sendiri, maka dikatakan tanaman tersebut melangsungkan tipe penyerbukan sendiri. Tujuan akhir yang ingin dicapai pada tanaman menyerbuk sendiri adalah untuk mendapatkan tanaman homoxigot yang lebih unggul. Pada dasarnya penyerbukan sendiri terjadi karena sifat genetic dan susunan morfologi bunga.
       Penyerbukan silang (cross pollination) adalah suatu sistem perpindahan serbuk sari ke kepala putik yang berasal dari tanaman yang berbeda. Jika mayoritas suatu populasi (lebih dari 95%) melangsungkan penyerbukan silang, maka dikatakan bahwa tanaman tersebut dikategorikan sebagai tanaman menyerbuk silang. Mekanisme menyerbuk silang terjadi karena terhalangnya penyerbukan sendiri.
       Penyerbukan buatan dilakukan antara tanaman yang berbeda genetiknya. Pelaksanaannya terdiri dari pengumpulan polen (serbuk sari) yang viabel atau anter dari tanaman tetua jantan yang sehat, kemudian menyerbukannya ke stigma tetua betina yang telah dilakukan emaskulasi. Saat yang paling baik untuk melakukan persilangan buatan adalah padasaat bunga betina telah mekar ½ sampai 3/4 bagian dan kepala putik berwarnaputih. Pada saat itu, bunga jantan (benang sari) pada tandan tersebut belum masak atau pecah.
1.      Latar Belakang Tanaman Padi
            Padi adalah salah satu tanaman pangan yang memegang peranan penting dalam kehidupan manusia.  Padi merupakan sumber karbohidrat yang tinggi selain jagung dan gandum.  Indonesia merupakan salah satu pengkonsumsi beras yang merupakan produk dari tanaman padi ini.  Padi merupakan tanaman yang identik dengan hidup secara tergenang oleh air. Tanaman padi merupakan tanaman semusim yang berakar serabut, berbatang pendek, struktur yang serupa dengan batang terdiri dari pelepah daun yang saling menopang.  Daun pada tanaman padi merupakan daun yang sempurna dengan pelepah yang tegak, daun ini berbentuk lanset dan berwarna hhijau muda hingga hijau tua, urat daunnya sejajar dan tertutup oleh rambut daun yang pendek serta jarang.
            Tanaman padi memiliki buah dengan tipe bulir yang tidak dapat dibedakan mana buah dan mana yang bijinya.  Bentuk dari buahnya yaitu bulat lonjong dengan ukuran 3 mm sampai 15 mm yang ditutupi oleh palea dan lemma atau yang kita kenal dengan sekam. Satu set genom padi terdiri atas 12 kromosom. Karena padi adalah tanaman diploid, maka setiap sel padi memiliki 12 pasang kromosom (kecuali sel seksual). Padi merupakan organisme model dalam kajian genetika tumbuhan karena dua alasan: kepentingannya bagi umat manusia dan ukuran kromosom yang relatif kecil, yaitu 1.6~2.3 × 108 pasangan basa (base pairs, bp). Sebagai tanaman model, genom padi telah disekuensing, seperti juga genom manusia. Hasil sekuensing genom padi dapat dilihat di situs NCBI. Perbaikan genetik padi telah berlangsung sejak manusia membudidayakan padi. Dari hasil tindakan ini orang mengenal berbagai macam ras lokal, seperti ‘Rajalele’ dari Klaten atau ‘Pandanwangi’ dari Cianjur di Indonesia atau ‘Basmati Rice’ dari India utara. Orang juga berhasil mengembangkan padi lahan kering (padi gogo) yang tidak memerlukan penggenangan atau padi rawa yang mampu beradaptasi terhadap kedalaman air rawa yang berubah-ubah. Di negara lain dikembangkan pula berbagai tipe padi. Pemuliaan padi secara sistematis baru dilakukan sejak didirikannya IRRI di Filipina sebagai bagian dari gerakan modernisasi pertanian dunia yang dijuluki sebagai Revolusi Hijau. Sejak saat itu muncullah berbagai kultivar padi dengan daya hasil tinggi untuk memenuhi kebutuhan pangan dunia. Pada tahun 1984 pemerintah Indonesia pernah meraih penghargaan dari PBB (FAO) karena berhasil meningkatkan produksi padi hingga dalam waktu 20 tahun dapat berubah dari pengimpor padi terbesar dunia menjadi negara swasembada beras. Prestasi ini tidak dapat dilanjutkan dan baru kembali pulih sejak tahun 2007. Diharapkan beras yang dihasilkan padi ini dapat menjadi alternatif imunisasi kolera, terutama di negara-negara berkembang.
            Selain perbaikan potensi hasil, sasaran pemuliaan padi mencakup pula tanaman yang lebih tahan terhadap berbagai organisme pengganggu tanaman (OPT) dan tekanan (stres) abiotik (seperti kekeringan, salinitas, dan tanah masam). Pemuliaan yang diarahkan pada peningkatan kualitas nasi juga dilakukan, misalnya dengan perancangan kultivar mengandung karoten (provitamin A).
2.       Fase Reproduktif/Pertumbuhan Tanaman Padi
Padi merupakan tanaman yang menyerbuk sendiri karena lebih dari 95% serbuk sari tanaman padi membuahi sel telur membuahi tanaman yang sama.  Setiap bunga pada padi memiliki enam kepala sari dan kepala putik yang bercabang.  Umumnya kedua organ ini matang pada waktu yang bersamaan.  Kepala sari kadang-kadang keluar dari palea dan lemma nya ketika ia siap untuk melakukan proses reproduksi.
Reproduksi pada padi prosesnya yaitu ketika telah terjadi pembuahan zigot dan inti polar yang telah dibuahi tersebut membelah diri.  Zigot tersebut berubah menjadi embrio dan inti polar menjadi endospermia yang mana di akhir perkembangannya sebagian besar bulir padi menagndung pati pada bagian endospermanya yang pada tanaman muda hal ini berfungsi sebagai cadangan makanan, sedangkan bagi manusia bulir inilah yang menjadi bahan makanan yang mengandung gizi yang banyak.  Dari segi genetika, satu set genom pada padi terdiri dari 12 kromosom yang diploid kecuali sel seksualnya. Pemulian pada padi telah lama dilakukan sejak padi di budidayakan.  Hasil dari pemulian yang dikenal yaitu seperti rajalele dan pandanwangi yang merupakan salah satu ras lokal.  Namun, secara sistematis pemuliaan baru-baru ini dilakukan sejak didirikannya IRRI di Filiphina.
3.      Proses Penyerbukan Silang pada Tanaman Padi
Pada persilangan buatan tanaman hermaprodit atau juga tanaman lainnya, biji yang dihasilkan belum tentu merupakan hasil persilangan buatan. Bisa jadi biji tersebut merupakan hasil selfing (untuk bunga hermaprodit) atau hasil persilangan tanaman lain (karena proses isolasi yang tidak sempurna). Hal tersebut dapat dideteksi dengan bantuan penanda, baik berupa penanda morfologi maupun penanda molekuler.
            Sifat kualitatif tanaman dapat digunakan sebagai penanda morfologi. Pada biji tanaman yang ada pengaruh metaxenia seperti padi, keberhasilan persilangan buatan sudah dapat dideteksi tanpa menanam F1. Sebelum melakukan hibridisasi dilakukan langkah kastrasi yaitu pengkebirian organ kelamin jantan yang mendekati matang.            
       Teknik tersebut dilakukan sebelum bunga mekar (putik dan benang sari belum masak). Langkah kastrasi dilakukan untuk mencegah terjadinya penyerbukan sendiri secara alami yang tidak diinginkan, sehingga bila tidak dilakukan kastrasimaka bunga tersebut akan melakukan penyerbukan sendiri secara alami danapabila telah terjadi penyerbukan maka teknik hibridisasi tidak akan bisadilakukan. Teknik kastrasi biasanya dilakukan pada pagi hari sebelum bunga mekar dan benang sari yang belum matang masih dalam keadaan bagus. Dan teknik hibridisasi dilakukan pada sore atau pagi hari. Teknik kastrasi dan hibridisasi yang memperhitungkan waktu dimaksudkan untuk mencegah terjadinya kegagalandalam kastrasi dan hibridisasi. Pada teknik kastrasi, pada pagi hari dilakukan sebelum bunga mekar dan belum melakukan penyerbukan, hal itu dikarenakan bunga pada umumnya mekar sempurna dan masih dalam keadaan segar pada pukul 06.00 hingga 08.00. apabila dilakukan kastrasi lewat pagi hari dan sesudah bunga mekar, maka serbuk sari akan terlebih dahulu menyerbuki bunga betina dan teknik hibridisasi akan gagal dan tidak dapat dilakukan.                                                                                                            
     Teknik hibridisasi dilakukan pada pagi atau sore hari bertujuan untuk menambah kemungkinan berhasil karena pada pagi hari atau sore hari bunga mekar sempurna dan dalam keadaan segar. Pada saat matang, putik akan menghasilkan suatu cairan pelekat yang digunakan untuk melekatkan benang sari. Pada siang hari cairan tersebut akan kering dan jika dilakukan hibridisasi maka kemungkinan besar benang sari tidak akan menempel pada kepala putik dan keberhasilan hibridisasi akan berkurang.                                                                             
        Benang sari yang disimpan terlalu lama setelah kastrasi juga tidak baik karena akan menurunkan kualtitas sel sperma jantan. Setelah melakukan kastrasi maka perlakuan hibridisasi diharapkan dilakukan pada hari yang sama yaitu kastrasi pada pagi hari sebelum matahari terbit dan hibridisasi pada sore harinnya pada hari yang sama. Pada bunga, terkadang terjadi inkompatibilitas. Inkompatibilitas adalah gejala kegagalan tanaman dengan tepung sari dan bakal biji yang normal untuk membuat biji sebagai akibat penghalang fisiologis, sehingga tidak terjadi pembuahan. Pada bunga yang mengalami inkompatibilitas tidak akan dapatmelakukan penyerbukan secara alami dan harus dilakukan perlakuan penyerbukan secara buatan. Ada beberapa teknik dalam cara mengatasi penyerbukan bunga yang inkompatibel yaitu dengan cara Suhu tinggi.



V.    KESIMPULAN DAN SARAN
A.      Kesimpulan
       Padi merupakan tanaman yang menyerbuk sendiri karena lebih dari 95% serbuk sari tanaman padi membuahi sel telur membuahi tanaman yang sama.  Setiap bunga pada padi memiliki enam kepala sari dan kepala putik yang bercabang.  Umumnya kedua organ ini matang pada waktu yang bersamaan.  Kepala sari kadang-kadang keluar dari palea dan lemma nya ketika ia siap untuk melakukan proses reproduksi.
Reproduksi pada padi prosesnya yaitu ketika telah terjadi pembuahan zigot dan inti polar yang telah dibuahi tersebut membelah diri.  Zigot tersebut berubah menjadi embrio dan inti polar menjadi endospermia yang mana di akhir perkembangannya sebagian besar bulir padi menagndung pati pada bagian endospermanya yang pada tanaman muda hal ini berfungsi sebagai cadangan makanan, sedangkan bagi manusia bulir inilah yang menjadi bahan makanan yang mengandung gizi yang banyak.  Dari segi genetika, satu set genom pada padi terdiri dari 12 kromosom yang diploid kecuali sel seksualnya. 
B.       Saran
       Pada praktikum ini tidak ada saran yang diajukan karena menurut saya praktikum ini sudah berjalan sebagai mana mestinya, dimana praktikan diberi keleluasaan untuk melakukan persilangan pada tanaman padi.

DAFTAR PUSTAKA
Hasyim 2000 Soedyanto et al. 1978. Pengantar Pemuliaan Tanaman. Institut
        Petanian Bogor. Bandung
Luh,1991 Botani Departemen pertanian. Jakarta.
Hamid, 1989. Pemuliaan pada Tanaman Lada. Makalah pada
         LatihanTeknik Pemuliaan Tanaman dan Hibrida di Balittro dan Balittan
         Sukamandi. 8hlm.            
Hanum, Chairani. 2008. Teknik Budidaya Tanaman. Direktorat Pembinaa Kejuruan
         Pertanian.Bandung.  
Kasim, 1990. Pengendalian Penyakit Busuk Pangkal Batang Lada Secara Terpadu.
         Buletin Tanaman Industri I: 16-20. 
Nurwardani, Paristiyanti. 2008. Teknik Pembibitan Tanaman dan Produksi.
         Beni Jilid 1. Direktorat Pembinaan Kejuruan Pertanian. Bandung. 

Rudi, 1996. Peningkatan Resistensi Tanaman Lada Melalui Hibridisasi. Laporan
        Teknis Penelitian, Bagian Proyek Tanaman Rempah Dan Obat. II: 113-134. Balai  
        Penelitian Tanaman Rempah dan Obat,  Bogor
Wawan, 2002. Teknik Kastrasi Pada Persilangan Buatan Tanaman Lada Secara
        Konvensional. Buletin Teknik  Pertanian 7.

Sujiprihati, S., M. Syukur, dan R. Yunianti. 2010. Teknik Persilangan Buatan.
         http:// muhsyukur.staff.ipb.ac.id/files/2010/12/TEKNIK-ERSILANGAN- 
        BUATAN.pdf[27 Februari 2011]