Minggu, 14 Juni 2015

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM SURVEY TANAH DAN EVALUASI LAHAN



LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM
SURVEY TANAH DAN EVALUASI LAHAN


 


Oleh :
SIAMRUN
D1B1 12 037








Di Ajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mengikuti Ujian Praktikum Survei Tanah dan Evaluasi Lahan







PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
2015

LEMBAR PENGESAHAN
Judul              
:
Laporan Lengkap Praktikum Survey Tanah Dan Evaluasi Lahan
Nama
:
Siamrun
NIM
:
D1B1 12 037
Jurusan/Kelas
:
Agroteknologi/Ganjil
Fakultas
:
Pertanian

Kendari,        2015

Menyetujui,
Asisten


Irfandi Arya Brata
               D1B1 11 014

Mengetahui,
Penanggung Jawab Mata Kuliah                      Penanggung Jawab Praktikum
Survey Tanah dan Evaluasi Lahan                   Survey Tanah dan Evaluasi Lahan


Dr. H. Hasbullah Syaf, S.P., M.Si.Syamsu Alam, S.P.,M.Sc.
NIP. 19721201 199903 1 001                            NIP. 198000613 200604 1 001


Hari/Tanggal/pengesahan:

            RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan  di  Kolono  1 Oktober 1994. Anak ke empat dari lima bersaudara  dari  pasangan Habasia dan Hanaria, Alamat Jl. HEA. Mokodompit Kampus Baru Kendari, Lorong Anawai. Penulis lulus Pendidikan Sekolah  Dasar  pada tahun 2006  di SDN 1 Wworano, pada tahun  2009 dinyatakan  lulus dari pendidikan Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 3 Kolono dan pada tahun 2012 menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah Atas di SMA  Negeri 1 Kolono. Saat ini penulis merupakan mahasiswa S1 di Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian ,Universitas Haluoleo, Kendari.









KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan Rahmat dan Karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan seluruh rangkaian kegiatan praktikum dan penyusunan Laporan Lengkap Praktikum Survey Tanah Dan Evaluasi Lahan dengan baik.Laporan ini disusun berdasarkan hasil pengamatan dan percobaan yang telah dilakukan di lapangan dan dibahas dengan didukung oleh literatur-literatur pendukung yang relevan dengan percobaan yang dilakukan.
Penulis menyadari bahwa penulisan laporan ini, masih sangat jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang besifat membangun sangat diharapkan untuk kesempurnaan penyusunan laporan selanjutnya. Proses penyusunan laporan lengkap ini melibatkan berbagai pihak, oleh karena itu sudah sepantasnya penulis dengan segala kerendahan dan keikhlasan hati mengucapkan banyak terima kasih.
Akhir kata, penulis berharap agarLaporan Lengkap Praktikum Survey Tanah Dan Evaluasi Lahan Pertanian ini dapat berguna bagi para pembaca dalam menambah pengetahuan, khususnya mahasiswa pertanian.

Kendari,      Mei  2014

                                                Penyusun


DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................ iii
RIWAYAT HIDUP............................................................................................ iv
KATA PENGANTAR....................................................................................... v  
DAFTAR ISI....................................................................................................... vi
I.         PENDAHULUAN........................................................................................ 1
A.       Latar Belakang........................................................................................ 1
B.       Tujuan dan Kegunaan............................................................................. 2
II.      TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................. 3
A.       Defenisi Tanah dan Lahan...................................................................... 3
B.       Survei Tanah dan Evaluasi Lahan .......................................................... 4
C.       Evaluasi Kesesuaian Lahan..................................................................... 5
D.       Karekteristik dan Kulitas Lahan............................................................. 7
III.   METODE PRAKTIKUM........................................................................... 10
A.       Tempat dan Waktu Praktikum................................................................ 10
B.       Bahan dan Alat....................................................................................... 10
C.       Prosedur Penelitian................................................................................. 10
1.        Tahap Persiapan............................................................................... 10
2.        Tahap Operasi Lapangan.................................................................. 11
a.         Pengamatan pemboran.............................................................. 11
b.        Pembuatan Satuan Peta Tanah.................................................. 11
c.         Pengamatan Profil Tanah.......................................................... 11
D.       Analisis Data........................................................................................... 12
IV.  HASIL DAN PEMBAHASAN
       A.  Hasil......................................................................................................... 13
1.  Gambaran Umum Wilayah................................................................. 13
2.  Kaarakteristik Fisik dan morfologi Tanah.......................................... 14
B.  Hasil...........................................................................................................20
1.  Kemampuan dan Kesesuaian Lahan...................................................20
2.  Rekomendasi Konservasi Tanah.........................................................23
                                                                              
V.  PENUTUP.......................................................................................................27
A.  Kesimpulan...............................................................................................28
B.  Saran..........................................................................................................29

DAFTAR PUSTAKA











I.   PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Survei tanah adalah metode atau cara mengumpulkan data dengan turun langsung kelapangan. Data yang diperoleh berupa data fisik, kimia, biologi, lingkungan, dan iklim. Kegiatan survei terdiri dari kegiatan dilapangan, analisis dilaboratorium, mengklasifikasikan tanah kedalam sistem taksonomi atau system klasifikasi tanah, melakukan pemetaan tanah atau interpretasi atau penafsiran dari survei tanah dan ahli teknologi pertanian. Survei sangat diperlukan dalam proses dalam berbagai penelitian, terutama dalam proses yang dilakukan dilapangan seperti survei pendahuluan dalam penelitian tanah ini. Oleh karena itu penyajian mengenai berbagai hal tentang survei perlu dibahas dan diketahui lebih lanjut, terdapat berbagai macam hal yang perlu dibahas dan diketahui dalam survei pendahuluan untuk memudahkan dalam proses lanjutan nanti.
Evaluasi lahan merupakan proses penilaian potensi suatu lahan untuk penggunaan tertentu. Evaluasi lahan tidak terlepas dari kegiatan survei tanah. Sedangkan survei tanah dilakukan untuk mengetahui penyebaran jenis tanah dan menentukan potensinya untuk berbagai alternatif penggunaan lahan. Tujuan survei tanah adalah mengklasifikasikan dan memetakan tanah dengan mengelompokkan tanah yang sama atau hampir sama sifatnya. Hasil evaluasi lahan akan memberikan informasi dan/atau arahan penggunaan lahan yang diperlukan, dan akhirnya nilai harapan produksi yang kemungkinan akan diperoleh.
Beberapa sistem evaluasi lahan yang telah banyak dikembangkan dengan menggunakan berbagai pendekatan, yaitu ada yang dengan sistem perkalian parameter, penjumlahan, dan sistem matching atau mencocokkan antara kualitas dan sifat-sifat lahan (Land Qualities/Land Characteritics) dengan kriteria kelas kesesuaian lahan yang disusun berdasarkan persyaratan tumbuh komoditas pertanian yang berbasis lahan.
B.       Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dari praktikum ini yaitu untuk mengetahui tingkat kesesuai lahan dan jenis penggunaannya pada kebun percobaan II Universitas Halu oleo.
Kegunaan dari praktikum ini yaitu agar dapat mengetahui tingkat kesesuai lahan dan jenis penggunaannya pada kebun percobaan II Universitas Halu oleo.



















II.            TINJAUAN PUSTAKA
A.           Definisi Tanah dan Lahan
Tanah sebagai akumulasi tubuh alam bebas yang menduduki sebagian besar permukaan bumi, mampu menumbuhkan tanaman karena memiliki sifat-sifat sebagai akibat pengaruh iklim dan jasad hidup yang bertindak terhadap bahan induk dalam keadaan relief tertentu selama jangka waktu tertentu pula (Sutanto, 2005).
Tanah adalah lapisan permukaan bumi (natural body) yang berasal dari bebatuan (natural material) yang telah mengalami serangkaian pelapukan oleh gaya-gaya alam (natural force), sehingga membentuk regolit (lapisan berpartikel halus) (Hanafiah, 2010).
Tanah adalah kumpulan benda alam dipermukaan bumi terbentu dari mineral-mineral dan bahan-bahan organic, mengandung benda-benda hidup dengan gejala-gejala serta dapat mendukung kehidupan tumbuhan-tumbuhan di lapangn.selanjutnyadisebutan bahwa devenisi tanah. ini berarti tanah yang yang diklasifikasikan bukkanlah hanya bagian tanah yang memiliki horizon-horizon atau solumtanahnnyasaja,tetapi juga bagian tanah dibawah solum asalkan gejala-gejala kehidupan masih ditemukan (Hanafiah, 2010).
Lahan adalah bagian dari bentang alam (landscape) yang mencakup  pengertian lingkungan fisik termasuk iklim, topografi/relief, tanah, hidrologi, dan  bahkan keadaan vegetasi alami (natural vegetation) yang semuanya secara  potensial akan berpengaruh terhadap penggunaan lahan (FAO 1976 dalam Niin 2010).
Lahan adalah suatu daerah dipermukaan bumi dengan sifat-sifat tertentu yang meliputi biosfer, atmosfer, tanah, lapisan geologi, hidrologi, populasi tanaman dan hewan serta hasil kegiatan manusia masa lalu dan sekarang, sampai pada tingkat tertentu dengan sifat-sifat tersebut mempunyai pengaruh yang berarti terhadap fungsi lahan oleh manusia pada masa sekarang dan masa yang akan datang. (FAO dalam Sitorus, 2004).
B.            Survey Tanah dan Evaluasi Lahan
Survey merupakan pekerjaan pengumpulan data fisika, kimia di lapangan maupun data analisis di laboratorium dengan tujuan pendugaan penggunaan lahan tepat secara umum maupun khusus. Suatu tanah memiliki kegunaan jika tepat pemetaannya, tepat mencari lokasi yang di survey dan didukung oleh peta dasar yang baik, tepat dalam mendeskripsikan profil dalam menetapkan sifat morfologinya, teliti dalam pengambilan contoh tanah dan benar dalam menganalisa dilaboratorium (Abdullah, 2003).
Evaluasi lahan adalah proses penilaian penampilan atau keragaman (Performance) lahan jika dipergunakan u Evaluasi lahan merupakan suatu upaya penafsiran penampilan lahan bila digunakan untuk suatu peruntukkan atau penggunaan tertentu. Dengan demikian evluasi lahan dapat menyajikan dasar-dasar rasional dalam pengambilan keputusan penggunaan lahan yang didasari atas analisis hubungan antara lahan dan penggunaan lahan, selanjutnya dikemukakan bahwa evaluasi lahan dimaksudkan untuk menyajikan suatu dasar atau kerangka rasional dalam pengambilan keputusan penggunaan lahan dengan karakteristik lahan itu sendiri dan membersikan perkiraan masukan yang diperlukan dan proyeksi luaran yang diharapkan. Karakteristik dan kualitas lahan mempengaruhi kesesuaian lahan yang selanjutnya akan tergantung dari kenyataan yang ada apakah sejumlah karakteristik/kualitas lahan optimal, marginal atau sesuai                          (Lopulisa dan Husni, 2011).
Fungsi evaluasi sumberdaya lahan adalah memberikan pengertian tentang hubungan-hubungan antara kondisi lahan dan penggunannya serta memberikan kepada perencana berbagai perbandingan dan alternatif pilihan penggunaan yang dapat diharapkan berhasil. Dengan demikian manfaat yang mendasar dari evaluasi sumberdaya lahan adalah untuk menilai kesesuaian lahan bagi suatu penggunaan tertentu serta memprediksi konsekuensi-konsekuensi dari perubahan penggunaan lahan yang akan dilakukan (Madjid, 2009).
Faktor tanah dalam evaluasi kesesuaian lahan ditentukan oleh beberapa sifat atau karakteristik tanah di antaranya drainase tanah, tekstur, kedalaman tanah dan retensi hara (pH, KTK), serta beberapa sifat lainnya diantaranya alkalinitas, bahaya erosi, dan banjir/genangan  (Sartohadi, 2012).        
C.                Evaluasi Kesesuaian Lahan
Evaluasi lahan merupakan bagian dari proses perencanaan tataguna lahan. Inti evaluasi adalah membandingkan persyaratan yang diminta oleh tipe penggunaan lahan yang akan diterapkan, dengan sifat-sifat atau kualitas lahan yang dimiliki oleh lahan yang akan digunakan. Dengan cara ini, maka akan diketahui potensi lahan atau kelas kesesuaian/kemampuan lahan untuk tipe penggunaan lahan tersebut (Hardjowigeno dan Widiatmaka, 2007).
Kesesuaian lahan adalah kecocokan macam penggunaan lahan pada tipe lahan tertentu. Kelas kesesuaian lahan suatu areal dapat berbeda-beda tergantung pada kecocokan potensi lahan terhadap kebutuhan macam penggunaan lahan tertentu. Evaluasi kesesuaia lahan adalah penilaian kecocokan tipe lahan terhadap penggunaan lahan speifik, seperti penggunaan lahan untuk tanman jagung, padi, kopi, cengkeh, tempat rekreasi pantai alam/hutan/budaya pemukiman, peternakan dan sebagainya. Kesesuaian setiap macam penggunaan lahan dinilai, diklasifikasikan, dan disajikan untuk dapat dimanfaatkan oleh pengguna lahan. Pada hakekatnya evaluasi kesesuaian lahan merupakan evauai kecocokan potensi tipe lahan terhadap kebutuhan penggunaan lahan. Evaluasi kesesuaian lahan harus dilaksanakan secara menyeluruh (holistik), sesuai dengan prinsip dan tujuan evaluasi lahan (Mahi, 2005)  
Kesesuaian lahan aktual adalah kesesuaian lahan berdasarkan data sifat biofisik tanah atau sumber daya lahan sebelum lahan tersebut diberikan masukanmasukan yang diperlukan untuk mengatasi kendala. Data biofisik tersebut berupa karakteristik tanah dan iklim yang berhubungan dengan persyaratan tumbuh tanaman yang dievaluasi. Kesesuaian lahan potensial menggambarkan kesesuaian lahan yang akan dicapai apabila dilakukan usaha-usaha perbaikan. Lahan yang dievaluasi dapat berupa hutan konversi, lahan terlantar atau tidak produktif, atau lahan pertanian yang produktivitasnya kurang memuaskan tetapi masih memungkinkan untuk dapat ditingkatkan bila komoditasnya diganti dengan tanaman yang lebih sesuai  (Sinukaban,  2005).
Kesesuaian lahan untuk penggunaan tertentu biasanya dievaluasi dengan menggunakan karakteristik lahan atau kualitas lahan. Karakteristik lahan merupakan kelengkapan lahan itu sendiri, yang dapat dihitung atau diperkirakan seperti curah hujan, tekstur tanah dan ketersediaan air, sedangkan kualitas lahan lebih merupakan sifat tanah yang lebih kompleks, seperti kesesuaian kelembaban tanah, ketahanan terhadap erosi dan bahaya banjir (Ritung, 2007).
Untuk menyusun arahan penggunaan lahan dari berbagai alternatif komoditas yang sesuai, perlu dipertimbangkan prioritas daerah dan penggunaan lahan aktual. Dalam penyusunan kesesuaian lahan terpilih ini, untuk kelompok tanaman pangan dan sayuran, hanya lahan-lahan yang termasuk kelas Sesuai (kelas S1 dan S2) saja yang dipertimbangkan, sedangkan untuk tanaman perkebunan dan tanaman buah-buahan, selain lahan yang termasuk kelas Sesuai (S1 dan S2), juga ditambah dengan lahan yang termasuk kelas Sesuai Marginal (kelas S3) (Ritung, 2007).
D.           Karakteristik dan Kualitas Lahan
Karakteristik lahan merupakan sifat lahan yang dapat diukur atau diestimasi. Setiap satuan peta lahan/tanah yang dihasilkan dari kegiatan survei atau pemetaan sumber daya lahan, karakteristik lahan dapat dirinci dan diuraikan yang mencakup keadaan fisik lingkungan dan tanahnya. Data tersebut dapat digunakan untuk keperluan interpretasi dan evaluasi lahan bagi komoditas tertentu. Karakteristik lahan yang digunakan adalah temperatur udara, curah hujan, lamanya masa kering, kelembaban udara, drainase, tekstur, bahan kasar, kedalaman tanah, ketebalan gambut, kematangan gambut, kapasitas tukar kation liat, kejenuhan basa, pH H2O, C-organik, salinitas, alkalinitas, kedalaman bahan sulfidik, lereng, bahaya erosi, genangan, bahaya di permukaan, dan singkapan batuan (Djaenudin dkk., 2003).
Karakteristik lahan yang merupakan gabungan dari sifat-sifat lahan dan lingkungannya diperoleh dari data yang tertera pada legenda peta tanah dan uraiannya, peta/data iklim dan peta topografi/elevasi. Karakteristik lahan diuraikan pada setiap satuan peta tanah (SPT) dari peta tanah, yang meliputi: bentuk wilayah/lereng, drainase tanah, kedalaman tanah, tekstur tanah (lapisan atas 0-30 cm, dan lapisan bawah 30-50 cm), pH tanah, KTK liat, salinitas, kandungan pirit, banjir/genangan dan singkapan permukaan (singkapan batuan di permukaan tanah). Data iklim terdiri dari curah hujan rata-rata tahunan dan jumlah bulan kering, serta suhu udara diperoleh dari stasiun pengamat iklim (Lihawa, 2011).
Karakteristik lahan yang merupakan gabungan dari sifat-sifat lahan dan lingkungannya diperoleh dari data yang tertera pada legenda peta tanah dan uraiannya, peta/data iklim dan peta topografi/elevasi. Karakteristik lahan diuraikan pada setiap satuan peta tanah (SPT) dari peta tanah, yang meliputi: bentuk wilayah/lereng, drainase tanah, kedalaman tanah, tekstur tanah (lapisan atas 0-30 cm, dan lapisan bawah 30-50 cm), pH tanah, KTK liat, salinitas, kandungan pirit, banjir/genangan dan singkapan permukaan (singkapan batuan di permukaan tanah). Data iklim terdiri dari curah hujan rata-rata tahunan dan jumlah bulan kering, serta suhu udara diperoleh dari stasiun pengamat iklim. Data iklim juga dapat diperoleh dari peta iklim yang sudah tersedia, misalnya peta pola curah hujan, peta zona agroklimat atau peta isohyet. Peta-peta iklim tersebut biasanya disajikan dalam skala kecil, sehingga perlu lebih cermat dalam penggunaannya untuk pemetaan atau evaluasi lahan skala yang lebih besar, misalnya skala semi detail (1:25.000-1:50.000) (Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat, 2010).
Setelah data karakteristik lahan tersedia, maka proses selanjutnya adalah evaluasi lahan yang dilakukan dengan cara matching (mencocokan) antara karakteristik lahan pada setiap satuan peta tanah (SPT) dengan persyaratan tumbuh/penggunaan lahan. Istilah pembandingan (matching) digunakan untuk menguraikan proses dimana persyaratan yang diperlukan untuk suatu penggunaan lahan dibandingkan dengan kondisi lahan untuk menduga keragaan penggunaan lahan. Pembandingan antara persyaratan pertumbuhan tanaman atau persyaratan dari suatu tipe pengguna lahan (TPL) dan kualitas lahan (SPL) akan menghasilkan kelas kesesuaian lahan beserta faktor pembatasnya. Diantara berbagai TPL tersebut dapat diketahui mana yang lebih sesuai (mana yang paling memberikan keuntungan yang lebih besar) untuk setiap SPL di daerah yang disurvei (Sinukaban,  2005).







III.         METODE PRAKTIKUM
A.    Tempat dan Waktu
Praktikum ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Lahan I dan lahan II Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo, pada Bulan Maret sampai Mei 2015.
B.     Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah air dan sampel tanah yang diambil dari lokasi praktikum.
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah kompas, parang, meteran kain, meteran, bor tanah, kertas label, kantong plastic, karet gelang, cangkul, parang, kamera, spidol, buku Munshell dan alat tulis menulis.
C.    Prosedur Praktikum
Prosedur kerja dalam praktikum survey tanah dan evaluasi lahan ini, yaitu :
1.      Tahap Persiapan
Pada tahap persiapan ini yaitu konsultasi atau sistensi kepada asisten pembimbing, persiapan seluruh alat dan bahan yang dibutuhkan dalam praktikum. Pada tahap ini dilakukan penembakan dan pengukuran derajat tingkat kelurusan pada areal lahan 1 dan lahan 2 dengan menggunakan kompas. Selanjutnya pembuatan peta kerja untuk menentukan titik-titik pemboran dengan skala 1 : 2000.


2.      Tahap Operasi Lapang
a.      Pengamatan Pemboran
Dengan menggunakan metode Grid dilakukan pengambilan sampel dengan cara pengeboran hingga pada kedalaman 0-100 cm di areal lahan 1 dan lahan 2. Berdasarkan hasil pengeboran tersebut dilakukan pengamatan kedalaman tanah, lapisan tanah dan sifat fisik tanah pada setiap lapisan tanah yang meliputi : tekstur tanah, panjang dan kemiringan lereng, drainase tanah, kedalaman tanah, vegetasi dominan, bahaya banjir/genangan, batuan permukaan dan singkapan batuan.
b.      Pembuatan Satuan Peta Tanah (SPT)
Data yang telah diperoleh dari pengamatan sifat fisik hasil pengeboran dikumpulkan untuk membuat satuan peta tanah (SPT) dengan skala peta 1 : 2000. Sebelum pembuatan SPT dilakukan pembuatan peta warna, peta tekstur, petalapisan tanah, peta drainase, peta vegetasi, dan peta lereng.Pada setiap peta yang terdapat pada saat pengamatan. Setelah semua peta tersebut selesai dibuat, setiap jenis peta tersebut dilakukan overlay sehingga menghasilkan Satuan Peta Tanah (SPT).
c.       Pengamatan Profil Tanah
Pembuatan profil tanah ini dilakukan pada setiap SPT dengan ukuran 1,5 m x 1,5 m. Kedalaman profil tanah tidak merata tergantung kedalaman bahan induk yang terdapat dalam tanah. Dilakukan pengamatan profil tanah mulai dari data eksternal maupun internal profil. Data eksternal profil meliputi penggunaan lahan, jenis vegetasi, bahan induk, relief makro, relief mikro, lereng, bentuk lereng, drainase tanah, singkapan batuan, jenis tanah sementara dan kesesuaian lahan sementara. Data internal meliputi lapisan tanah, symbol lapisan, topografi lapisan, batas lapisan, warna (matriks dan karatan), tekstur, struktur, konsistensi (basah, lembab dan kering), pori tanah (ukuran dan jumlah) dan akar tanaman (ukuran dan jumlah).
D.    Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam praktikum ini adalah menggunakan metode pencocokan(Matching) antara karakteristik lahan dengan syarat tumbuh tanaman yang akan menghasilkan kelas kesesuaian lahan beserta factor pembatasnya.












IV.          HASIL DAN PEMBAHASAN
A.      Hasil
1.        Gambaran Umun Wilayah
a.      Keadaan Geografi
Daerah praktikum terletak dalam lingkungan kampus Universitas Halu Oleo Kelurahan Kambu Kecamatan Kambu Kota Kendari. Secara  administratif kebun percobaan berbatasan :
·         Di sebelah Utara dengan Perumahan Dosen
·         Di sebelah Timur dengan Sekolah Dasar 13 Poasia
·         Di sebelah Selatan dengan Rawa
·         Di sebelah Barat dengan Gedung Fakultas Pertanian dan Hutan Kampus
Secara geografis daerah praktikum terletak disebelah selatan garis katulistiwa berada diantara 3o 59’ 55” – 4o 5’ 25” LS dan 122o 30’ 39” – 122o 33’ 41” BT. Letak kebun percobaan ini berada dalam lingkungan kampus Universitas Halu Oleo.
b.      Keadaan Iklim
Seperti halnya daerah lain sebagian besar wilayah Indonesia, daerah praktikum dikenal dua musim yaitu kemarau dan musim hujan. Menutut data yang ada bahwa di Kecamatan Kambu tahun 2013 terjadi 166 hari hujan dengan curah hujan 2.619 mm. dengan tekanan udara rata-rata 1.011,4 milibar dengan kelembaban udara rata-rata 83,08 %. Kecepatan angin di  Kecamatan Kambu selama tahun 2013 pada umumnya berjalan normal mencapai 19,85 knot.


c.       Keadaan Topografi dan Bentuk Wilayah
Berdasarkan hasil survei lapangan, fisiografi lokasi praktikum terbagi dalam dua kelompok yaitu perbukitan dan daratan. Bentuk wilayah di lokasi praktikum cukup bervariasi dari wilayah datar, berombak, bergelombang hingga berbukit.
d.      Keadaan Vegetasi dan Penggunaan Lahan
Penggunaan lahan dilokasi praktikum terdiri atas bangunan fasilitas kampus,  rawa dan penggunaan alami berupa hutan, kebun campuran, vegetasi terbuka berupa padang rumput dan alang-alang serta vegetasi tertutup berupa semak belukar dan hutan sekunder. Jenis vegetasi yang umum ditemukan selama praktikum berlangsung anatara lain alang-alang (Imperata cylindrica), komba-komba, bambu, paku-pakuan, rumput-rumputan, serta jenis vegetasi yang banyak tumbuh didaerah hutan tropis kering Sulawesi tenggara.
2.        Karekteristik Fisik dan Morfologi Tanah
Karakteristik fisik dan morfologi tanah yang diamati pada setiap unit lahan (UL) di wilayah praktikum adalah tekstur, drainase, kedalaman tanah, batuan permukaan, lereng, tingkat bahaya erosi, dan tingkat bahaya banjir. Hasil pengamatan karakteristik fisik dan morfologi tanah secara lengkap disajikan pada tabel 1.




Tabel 1. Karakteristik fisik dan morfologi tanah Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo.
Tabel 1.1 Karakteristik Fisik dan Morfologi Tanah
SPT
Karakteristik Fisik dan Morfologi Tanah
Luas
Tekstur
Drainase
Kedalaman
Tanah
Erosi
Batuan
Permukaan
Bahaya
Banjir
Lereng %
1
Agak halus
Agak baik
Dalam
Sangat rendah
Tidak ada
Fo
0-3
17,93
2
Agak halus
Terhambat
Dalam
Sangat rendah
Tidak ada
Fo
0-3
3,57
3
Agak halus
Baik
Dalam
Sangat rendah
Tidak ada
Fo
0-3
10,084
4
Agak halus
Cepat, agak baik
Dalam
Sedang
Tidak ada
Fo
8-15
17,93
5
Agak halus
Sedang dan baik
Dalam
sangat rendah
Tidak ada
Fo
8-15
16,95
6
Agak halus
Sedang dan baik
Sedang
Rendah
Tidak ada
Fo
3-8
8,96
7
Agak halus
Terhambat
Dalam
Rendah
Tidak ada
Fo
3-8
3,36
8
Rawa
Rawa
Rawa
Rawa
Rawa
Rawa
Rawa
21,29
9
Agak halus
Agak baik
Dalam
Rendah
Tidak ada
Fo
3-8
10,084
10
Agak halus
Sedang dan baik
Dalam
Sangat rendah
Tidak ada
Fo
0-3
0,96
11
Agak halus
Terhambat
Dalam
Sangat rendah
Tidak ada
Fo
0-3
7,84
12
Agak halus
Baik
Sedang dan dalam
Sangat rendah
Tidak ada
Fo
0-3
41,46
13
Agak halus
Baik
Sedang dan dalam
Sangat rendah
Tidak ada
Fo
0-3
12,32


Tabel 2. Hasil evaluasi kesesuaian lahan aktual kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo .


SPT 1

Tanaman
Kesesuaian Lahan
Aktual
Usaha Perbaikan
Potensial
Bawang Merah
S2wa,rc
Pembuatan tampungan air (sumur)
S2rc
Padi Sawah
S2wa
Pembuatan irigasi
S2wa
Cengkeh
S2wa
Pengolahan Tanah
S1
Kenanga
S2tc,wa
Pembuatan tampungan air (sumur),
S2rc

SPT 2

Tanaman
Kesesuaian Lahan
Aktual
Usaha Perbaikan
Potensial
Bawang Merah
S2wa,rc
Pembuatan tampungan air (sumur)
S2rc
Padi Sawah
S2wa
Pembuatan tampungan air (sumur)
S1
Cengkeh
S2wa
Pembuatan tampungan air (sumur)
S1
Kenanga
S2tc,wa,oa
Pembuatan saluran drainase
S2tc,wa

SPT 3

Tanaman
Kesesuaian Lahan
Aktual
Usaha Perbaikan
Potensial
Bawang Merah
S3oa
Pembuatan saluran drainase
S2
Padi Sawah
N
Tidak dapat dilakukan perbaikan
N
Cengkeh
S3oa,fh
Pembuatan saluran drainase
S2
Kenanga
S3oa,fh
Pembuatan saluran drainase
S2






SPT 4

Tanaman
Kesesuaian Lahan
Aktual
Usaha Perbaikan
Potensial
Bawang Merah
S3rc
Pengolahan Tanah
S2
Padi Sawah
S2wa,rc
Pengolahan Tanah
S2wa
Cengkeh
S2wa,rc
Pembuatan tampungan air (sumur), Pengolahan Tanah
S1
Kenanga
S2tc,wa,rc
Tidak dapat dilakukan perbaikan
S2tc,wa

SPT 5

Tanaman
Kesesuaian Lahan
Aktual
Usaha Perbaikan
Potensial
Bawang Merah
S2wa,rc
Pembuatan tampungan air (sumur)
S2rc
Padi Sawah
S2wa
Tidak dapat dilakukan perbaikan
S2wa
Cengkeh
S2wa
Pembuatan tampungan air (sumur)
S1
Kenanga
S2tc,wa
Pembuatan tampungan air (sumur)
S2rc

SPT 6

Tanaman
Kesesuaian Lahan
Aktual
Usaha Perbaikan
Potensial
Bawang Merah
S3rc
Tidak dapat dilakukan perbaikan
S3rc
Padi Sawah
S3rc
Tidak dapat dilakukan perbaikan
S3rc
Cengkeh
S3rc
Tidak dapat dilakukan perbaikan
S3rc
Kenanga
S2tc,wa,rc
Tidak dapat dilakukan perbaikan
S2tc,wa,rc
Bawang Merah
S2tc,wa,rc
Tidak dapat dilakukan perbaikan
S2tc,wa,rc

SPT 7

Tanaman
Kesesuaian Lahan
Aktual
Usaha Perbaikan
Potensial
Bawang Merah
S3rc
Pengolahan Tanah
S2
Padi Sawah
S2wa,rc
Pengolahan Tanah
S2wa
Cengkeh
S2wa,rc
Pembuatan tampungan air (sumur), Pengolahan Tanah
S1
Kenanga
S2tc,wa,rc
Pengolahan Tanah
S2tc,wa

SPT 8

Tanaman
Kesesuaian Lahan
Aktual
Usaha Perbaikan
Potensial
Bawang Merah
S2wa,rc
Pembuatan tampungan air (sumur)
S2rc
Padi Sawah
S2wa
Tidak dapat dilakukan perbaikan
S2wa
Cengkeh
S2wa
Pembuatan tampungan air (sumur)
S1
Kenanga
S2tc,wa
Pembuatan tampungan air (sumur)
S2rc

SPT 9

Tanaman
Kesesuaian Lahan
Aktual
Usaha Perbaikan
Potensial
Bawang Merah
S3rc
Pengolahan Tanah
S2
Padi Sawah
S2wa,rc
Pengolahan Tanah
S2wa
Cengkeh
S2wa,rc
Pembuatan tampungan air (sumur), Pengolahan Tanah
S1
Kenanga
S2tc,wa,rc
Pengolahan Tanah
S2tc,wa

SPT 10

Tanaman
Kesesuaian Lahan
Aktual
Usaha Perbaikan
Potensial
Bawang Merah
S3rc
Pengolahan Tanah
S2
Padi Sawah
S2wa,rc
Pengolahan Tanah
S2wa
Cengkeh
S2wa,rc
Pembuatan tampungan air (sumur), Pengolahan Tanah
S1
Kenanga
S2tc,wa,rc
Pengolahan Tanah
S2tc,wa

SPT 11

Tanaman
Kesesuaian Lahan
Aktual
Usaha Perbaikan
Potensial
Bawang Merah
S3rc
Pengolahan Tanah
S2
Padi Sawah
S2wa,rc
Pengolahan Tanah
S2wa
Cengkeh
S2wa,rc
Pembuatan tampungan air (sumur), Pengolahan Tanah
S1
Kenanga
S2tc,wa,rc
Pengolahan Tanah
S2tc,wa

SPT 12

Tanaman
Kesesuaian Lahan
Aktual
Usaha Perbaikan
Potensial
Bawang Merah
S3rc
Pengolahan Tanah
S2
Padi Sawah
S2wa,rc
Pengolahan Tanah
S2wa
Cengkeh
S2wa,rc
Pembuatan tampungan air (sumur), Pengolahan Tanah
S1
Kenanga
S2tc,wa,rc
Pengolahan Tanah
S2tc,wa

SPT 13

Tanaman
Kesesuaian Lahan
Aktual
Usaha Perbaikan
Potensial
Bawang Merah
S2wa,rc,eh
Pembuatan tampungan air (sumur)
S2rc,eh
Padi Sawah
S2wa,eh
Pembuatan parit
S2wa,eh
Cengkeh
S2wa,eh
Pembuatan tampungan air (sumur)
S2eh
Kenanga
S2tc,wa,eh
Pembuatan tampungan air (sumur)
S2tc,wa,eh

SPT 14

Tanaman
Kesesuaian Lahan
Aktual
Usaha Perbaikan
Potensial
Bawang Merah
S3oa,fh
Pembuatan saluran drainase
S2
Padi Sawah
N
Tidak dapat dilakukan perbaikan
N
Cengkeh
S3oa,fh
Pembuatan saluran drainase
S2
Kenanga
S3oa,fh
Pembuatan saluran drainase
S2

B.       Pembahasan
1. Kemampuan dan Kesesuaian Lahan
               Klasifikasi kesesuain pada lahan I dan lahan II, dimana kesesuaian lahan telah ditetapkan kelas-kelas agar memudahkan dalam proses penilaian dan penentuan kesesuaian tanaman yang tepat pada penggunaan lahan. Dimana kelas adalah keadaan tingkat kesesuaian dalam tingkat ordo. Berdasarkan tingkat detail data yang tersedia pada masing-masing skala pemetaan, kelas kesesuaian lahan dibedakan menjadi: (1) Untuk pemetaan tingkat semi detail (skala 1:25.000-1:50.000) pada tingkat kelas, lahan yang tergolong ordo sesuai (S) dibedakan ke dalam tiga kelas, yaitu: lahan sangat sesuai (S1), cukup sesuai (S2) dan sesuai marginal (S3). Sedangkan lahan yang tergolong ordo tidak sesuai (N) tidak dibedakan ke dalam kelas-kelas. (2) Untuk pemetaan tingkat tinjau (skala 1:100.000-1:250.000) pada tingkat kelas dibedakan atas Kelas sesuai (S), sesuai bersyarat (CS) dan tidak sesuai (N).
               Hasil analisis kemampuan lahan untuk bawang merah pada SPT I, II, III, V, XI, XIII dan  yaitu termasuk dalam tingkat kemampuan lahan kelas II. Lahan ini juga cukup sesuai dengan faktor pembatas curah hujan dan usaha perbaikan pembuatan tumpangan air (sumur).
               Hasil analisis kemampuan lahan untuk bawang merah pada SPT III, IV, VI, VII, IX,X, XI, XII dan XIV yaitu termasuk dalam tingkat kemampuan lahan kelas III dengan faktor pembatas drainase yang terhambat. Usaha perbaikan yang dilakukan untuk mengatasi faktor pembatas utama pada SPT III, IV, VI, VII, IX, X, XI, XII dan XIV untuk bawang merah menaikkan satu kelas dari subkelas kesesuaian lahan aktual S3oa menjadi subkelas kesesuaian lahan potensial S2oa dengan pembuatan parit.
               Hasil evaluasi kesesuaian lahan untuk tanaman padi sawah pada SPT I, II, III, IV, V, VII, VIII IX, X, XI,XII dan XIII termasuk tingkat kemampuan lahan kelas II dengan faktor pembatas S2 yang berarti batas ambang sesuai dengan faktor pembatas utama ketersediaan air yang berupa curah hujan dan ketersediaan oksigen yang berupa drainase. Usaha perbaikan untuk curah hujan sangat sulit untuk dilakukan. Sedangkan untuk S2 (oa) dapat ditingkatkan dari aktual menjadi potensial S1 (oa) dengan pembuatan parit.
               Hasil analisis kemampuan lahan untuk padi sawah pada SPT VI
yaitu termasuk dalam tingkat kemampuan lahan kelas III dengan faktor pembatas lereng bergelombang dan tingkat erosi agak rendah. Sedangkan hasil analisis kesesuaian lahan untuk padi sawah pada SPT III berarti batas ambang sesuai dengan faktor pembatas utama ketersediaan oksigen yang berupa drainase dan retensi hara yang berupa pH H2O. Usaha perbaikan yang dilakukan untuk mengatasi faktor pembatas utama pada SPT III untuk padi sawah yaitu menaikkan satu kelas dari subkelas kesesuaian lahan aktual S3oa1, nr3 menjadi subkelas kesesuaian lahan potensial S2oa1, nr3 dengan pembuatan parit dan
pemberian seresah (mulsa).
               Hasil analisis kemampuan lahan untuk tanaman padi sawah pada SPT III dan XIV memiliki tingkat kesesuaian lahan yaitu N (wa) yang berarti usaha perbaikan untuk meningkatkan dari aktual ke potensial sangat sulit untuk dilakukan. SPT III dan XIV tidak sesuai untuk tanaman padi.
               Hasil analisis kemampuan lahan untuk cengkeh pada SPT I, II, IV,V, VII, VIII, IX, X, XI, XII dan XIII yaitu termasuk dalam tingkat kemampuan lahan kelas II dengan faktor pembatas lereng berombak dan tingkat erosi rendah. Usaha perbaikan yang dilakukan untuk mengatasi faktor pembatas utama pada I, II, IV, V, VII, VIII, IX, X, XI, XII dan XIII untuk cengkeh yaitu menaikkan satu kelas dari subkelas kesesuaian lahan aktual dengan pengolahan tanah.
               Hasil analisis kemampuan lahan untuk cengkeh pada SPT VIdan XIVyaitu termasuk dalam tingkat kemampuan lahan kelas III dengan faktorpembatas lereng berombak dan tingkat erosi rendah. Usaha perbaikan yang dilakukan untuk mengatasi faktor pembatas utama pada SPT VI dan XIV untuk cengkeh yaitu menaikkan satu kelas dari subkelas kesesuaian lahan aktual menjadi subkelas kesesuaian lahan potensial dengan memperhatikan masa tanam, pembuatan parit, pendataran, pemberian seresah (mulsa) dan pengapuran, serta teras bangku. Hasil analisis kemampuan lahan untuk cengkeh pada SPT VI dan XIV yaitu termasuk dalam kelas kemampuan lahan IV dengan faktor pembatas lereng bergelombang dan tingkat erosi sedang.
               Hasil analisis kemampuan lahan untuk kenangapada SPT I, II, IV, V VII, VIII, IX, X, XI, XII, dan XIIIyaitu termasuk dalam tingkat kemampuan lahan kelas II dengan faktor pembatas lereng bergelombang dan tingkat erosi sedang. Sedangkan hasil analisis kesesuaian lahan untuk kenanga pada SPT VII batas ambang sesuai yang berupa ketersediaan oksigen yang berupa drainase, media perakaran yang berupa kedalaman tanah. Usaha perbaikan yang dilakukan untuk mengatasi faktor pembatas utama pada SPT VII untuk kengaga yaitu menaikkan satu kelas dari subkelas kesesuaian lahan aktual menjadi subkelas kesesuaian lahan potensial dengan pembuatan parit, pendataran, dan pH H2O.
               Hasil analisis kemampuan lahan untuk kenanga pada SPT III dan XIV yaitu termasuk dalam tingkat kemampuan lahan kelas III dengan faktor pembatas lereng berombak dan tingkat erosi rendah. Usaha perbaikan yang dilakukan untuk mengatasi faktor pembatas utama pada SPT III dan XIV untuk kenanga yaitupembuatan saluran drainase. Hasil analisis kemampuan lahan untuk kenganga pada SPT III dan XIV yaitu termasuk dalam kelas kemampuan lahan IV dengan faktor pembatas lereng bergelombang dan tingkat erosi sedang.
2. Rekomendasi Konservasi Tanah
               Pertanian pada dasarnya untuk dapat meningkatan produksi dan
kepentingan kelestarian lingkungan perlu adanya pengelolaan tanah yang
baik (secara kualitas maupun kuantitas). Evaluasi kemampuan dan
kesesuaian lahan sangat diperlukan agar penggunaan lahan serta
pengolahan dan pengelolaannya dapat lebih disesuaikan dengan kondisi
lahannya baik dari segi sifat fisika, kimia ataupun biologinya, selain
dengan memperhatikan juga faktor-faktor pembatas yang ada.
Setelah itu perlu dilakukan rekomendasi konservasi tanah agar
tanaman yang terpilih yang dijadikan arahan penggunaan lahan dapat
bermanfaat untuk daerah setempat. Adapun rekomdasi konservasi tanah
tertera dibawah ini :
a. wa2= Ketersediaan air dengan faktor pembatas lama masa kering dan
rekomendasi konservasi tanah dengan memperhatikan masa tanamnya.
Masa tanam adalah sangat penting dalam mengatasi faktor pembatas
lama masa kering karena bila kita menanam tanaman kopi robusta
harus diperhatikan kondisi lahan dan cuaca.
b. oa1= Ketersediaan oksigen dengan faktor pembatas drainase dan
rekomendasi konservasi tanah dengan pembuatan parit.
Pembuatan parit dapat memperlancar aliran air ke sungai.
rc3= Media perakaran dengan faktor pembatas kedalaman tanah dan
rekomendasi konservasi tanah dengan pendataran.
Pendataran dilakukan untuk memperbaiki struktur, aerasi, dan drainase
tanah. Kondisi ini mempengaruhi ruang gerak arah akar untuk
menyerap air dan unsur hara serta memperbaiki tata udara dalam tanah.
Pendataran tidak perlu dilakukan secara efektif karena mengakibatkan
tanah terkikis sehingga lapisan top soil hilang. Pendataran dapat
memperbaiki struktur tanah, menghilangkan gulma, dan mencegah
terjadinya evaporasi.
c. nr3,4= Retensi hara dengan faktor pembatas pH H2O dan C-organik.
Rekomendasi tanah untuk pH H2O adalah pemberian seresah (mulsa),
dan untuk C-organik adalah dengan pengapuran.
Pemberian seresah (mulsa) dari sisa–sisa tanaman dapat menjaga
tanah akibat pengaruh buruk luar. Mulsa dapat menjaga suhu dan
kelembaban tanah sehingga meningkatkan aktivitas mikroorganisme
mendekomposisi senyawa organik. Selain itu sisa–sisa tanaman yang
dibenamkan ke dalam tanah juga berfungsi sebagai sumber bahan
organik setelah melapuk dan terdekomposisi meskipun pelapukan
berjalan lambat. Sedangkan pengapuran untuk meningkatkan pH tanah.
d. eh= Bahaya erosi dengan faktor pembatas lereng dan bahaya erosi.
Rekomendasi tanah untuk lereng dan bahaya erosi dengan ters bangku.
Jenis teras ini adalah teras yang paling sempurna. Dibuat pada tanah–tanah yang mempunyai kemiringan antara 10–30 % dengan tujuan
untuk mencegah hilangnya lapisan tanah akibat erosi. Teras ini dibuat
dengan jalan memotong lereng dan meratakan tanah dibagian bawah
sehingga menjadi suatu deretan berbentuk bangku. Teras bangku
merupakan serangkaian bidang datar atau miring ke sebelah dalam
sekitar 3 %. Pada tepi teras dibuat pematang dengan lebar sekitar 20
cm dan tinggi 30 cm, ditanami dengan tanaman penguat teras seperti
lamtoro, rumput makanan ternak bahkan dapat ditanami dengan
tanaman nanas. Rekomendasi konservasi tanah dari SPT I–SPT VIII
adalah dengan penambahan sisa–sisa organik ke dalam tanah serta
pembuatan teras sesuai dengan kemiringan lereng dan pengolahan
tanah. Dengan adanya masukan teknologi untuk menanggulangi faktor–faktor yang ada pada tiap SPT maka SPT tersebut akan berpotensi
untuk dikembangkan.








V.PENUTUP
A. Kesimpulan

            Berdasarkan hasil di atas dapat disimpulkan bahwa setiap SPT mempunyai kriteria lahan yang berbeda dan kesesuaian lahan yang berbeda pula.  Kemampuan lahan untuk bawang merah pada SPT I, II, III,  V, XI, XIII dan  yaitu termasuk dalam tingkat kemampuan lahan kelas II. Kemampuan lahan untuk bawang merah pada SPT III, IV, VI, VII, IX, X, XI, XII dan XIV yaitu termasuk dalam tingkat kemampuan lahan kelas III dengan faktor pembatas drainase yang terhambat. Kesesuaian lahan untuk tanaman padi sawah pada SPT I, II, III, IV, V, VII, VIII IX, X, XI, XII dan XIII termasuk tingkat kemampuan lahan kelas II dengan faktor pembatas S2 yang berarti batas ambang sesuai dengan faktor pembatas utama ketersediaan air yang berupa curah hujan dan ketersediaan oksigen yang berupa drainase. Kemampuan lahan untuk padi sawah pada SPT VIyaitu termasuk dalam tingkat kemampuan lahan kelas III dengan faktor pembatas lereng bergelombang dan tingkat erosi agak rendah. Kemampuan lahan untuk tanaman padi sawah pada SPT III dan XIV memiliki tingkat kesesuaian lahan yaitu N (wa) yang berarti usaha perbaikan untuk meningkatkan dari aktual ke potensial sangat sulit untuk dilakukan. Kemampuan lahan untuk cengkeh pada SPT I, II, IV, V, VII, VIII, IX, X, XI, XII dan XIII yaitu termasuk dalam tingkat kemampuan lahan kelas II dengan faktor pembatas lereng berombak dan tingkat erosi rendah. Kemampuan lahan untuk cengkeh pada SPT VI dan XIV yaitu termasuk dalam tingkat kemampuan lahan kelas III dengan faktor pembatas lereng berombak dan tingkat erosi rendah. Kemampuan lahan untuk kenanga pada SPT I, II, IV, V VII, VIII, IX, X, XI, XII, dan XIII yaitu termasuk dalam tingkat kemampuan lahan kelas II dengan faktor pembatas lereng bergelombang dan tingkat erosi sedang. Kemudian kemampuan lahan untuk kenanga pada SPT III dan XIV yaitu termasuk dalam tingkat kemampuan lahan kelas III dengan faktor pembatas lereng berombak dan tingkat erosi rendah.
B.  Saran
Saran yang dapat saya ajukan dalam pelaksanaan praktikum ini yaitu alat yang digunkan harus diperbaiki, kalau bisa di tingkatkan alat yang modern untuk mempermudah praktikan dalam melaksanakan praktium.










DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Faisal. 2003. Manajemen Perbankan. Edisi Revisi. Penerbit UMM.
               Malang.

Djaenudin, D., Marwan H., Subagyo H., dan A. Hidayat. 2003. Petunjuk Teknis Evaluasi Lahan untuk Komoditas Pertanian. Balai Penelitian Tanah, Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat, Bogor. 154 Hal.

Hanafiah, Kemas Ali. 2010. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Lihawa, Fitryane. 2011. Konservasi Dan Reklamasi Lahan. Perpustakaan Nasional Katalog Dalam Terbitan ISBN.

Lihawa, Fitryane. 2011. Konservasi Dan Reklamasi Lahan. Perpustakaan Nasional Katalog Dalam Terbitan ISBN.

Mahi, Ali Kabul. 2005. Survei Tanah dan evaluasi Lahan. Unila press. Bandar Lampung.

Madjid, A. 2009. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Bahan Ajar Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya. http://dasar2ilmutanah.blogspot.com Hardjowigeno, S. 1992. Ilmu Tanah. Edisi ketiga. PT. Mediyatama Sarana Perkasa. Jakarta. 233 halaman. Rayes, M. L. 2007. Metode Inventarisasi Sumber Daya Lahan. Penerbit Andi Yogyakarta. Yogyakarta. 298 halaman.

Nugroho, I. dan Dahuri, R. (2004), Pembangunan Wilayah, Perspektif Ekonomi, Sosial dan Lingkungan, LP3ES, Jakarta.

Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat. 2010. Laporan Hasil Penelitian Tahun Anggaran 2010/2011, Penelitian Optimalisasi Penggunaan Lahan Daerah Aliran Sungai (DAS), Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Bogor.

Rayes, Luthfi. 2007. Metode Inventarisasi Sumber Daya Lahan. Penerbit Andi. Yogyakarta.

Ritung, Sofyan . 2007. Panduan Evaluasi Lahan. Balai Penelitian Tanah Dan World Agroforestry Centre. Bogor.

Sartohadi. 2012. Pengantar Geografi Tanah. Pustaka Pelajar. Yogyakarta

Sinukaban, N. 2005. Manual Inti tentang Konservasi Tanah dan Air di Daerah Transmigrasi,PT. Indeco Duta Utama, Jakarta.

Sugandhy, A. 2012. Penataan Ruang Dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup, Gramedia, Jakarta.

Sugiharto, B. 2011. Arahan Pemanfaatan Lahan Untuk Kegiatan Permukiman Berdasarkan Analisis Kesesuaian Lahan dan Penilaian Kualitas SUB DAS. TesisProgram Magister, Institut Teknologi Bandung.

Tim Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat. 2006. Petunjuk Teknik Evaluasi Lahan, Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat bekerjasama dengan Proyek Pembangunan Penelitian

Sutanto, R. 2005. Penerapan Pertanian Organik. Jakarta .Penebar Swadaya,

Sutanto, R. 2005. Dasar – dasar Ilmu Tanah Konsep dan Kenyataan. Kanisius, Yogyakarta.












Tidak ada komentar:

Posting Komentar