Jumat, 20 Februari 2015

TUGAS: PENGELOLAAN HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN “Mengapa Harus PHPT bukan PHT?”



TUGAS:

PENGELOLAAN HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN
Mengapa Harus PHPT bukan PHT?


OLEH:
SIAMRUN                    : D1B1 12 037
JHON PERMATA A.S.: D1B1 12 079








JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
2015


BAB I
PENDAHULUAN

A.      PENGERTIAN HAMA DAN PENYAKIT PADA TANAMAN
Pengertian hama secara luas adalah: organisme penganggu pada tanaman.Secara umum organisme tersebut adalah: mikroorganisme (virus, bakteri, jamur, protozoa), gulma, dan binatang (filum Nemathelminthes, mollusca, Arthropoda dan Chordata).
Penyakit pada tumbuhan adalah sesuatu yang menyebabkan gangguan pada tanaman sehingga tanaman tersebut tidak dapat bereproduksi atau mati secara perlahan-lahan. Ciri-ciri penyakit pada tumbuhan :
-          Penyebab penyakit sukar dilihat oleh mata telanjang.
-          Penyebab penyakit antara lain mikroorganisme (virus, bakteri, jamur, atau cendawan) dan kekurangan zat tertentudalam tanah.
-          Serangan penyakit umumnya tidak langsung sehingga tanaman mati secara perlahan-lahan.
B. DINAMIKA PERKEMBANGAN HAMA DAN PENYAKIT
Hama dan penyakit tanaman bersifat dinamis dan perkembangannya dipengaruhioleh lingkungan biotik (fase pertumbuhan tanaman, populasi organisme lain, dsb) danabiotik (iklim, musim, agroekosistem, dll). Pada dasarnya semua organisme dalamkeadaan seimbang (terkendali) jika tidak terganggu keseimbangan ekologinya. Di lokasitertentu, hama dan penyakit tertentu sudah ada sebelumnya atau datang (migrasi) daritempat lain karena tertarik pada tanaman padi yang baru tumbuh. Perubahan iklim,stadia tanaman, budidaya, pola tanam, keberadaan musuh alami, dan carapengendalian mempengaruhi dinamika perkembangan hama dan penyakit. Hal pentingyang perlu diketahui dalam pengendalian hama dan penyakit adalah: jenis, kapan keberadaannya di lokasi tersebut, dan apa yang mengganggu keseimbangannya sehingga perkembangannya dapatdiantisipasi sesuai dengan tahapan pertumbuhantanaman (Makarim, et. al., 2003).
Pada musim hujan, hama dan penyakit yang biasa merusak tanaman padi adalahtikus, wereng coklat, penggerek batang, lembing batu, penyakit tungro, blas, dan hawardaun bakteri, dan berbagai penyakit yang disebabkan oleh cendawan. Dalam keadaantertentu, hama dan penyakit yang berkembang dapat terjadi di luar kebiasaan tersebut.Misalnya, pada musim kemarau yang basah, wereng coklat pada varietas rentan jugamenjadi masalah (Hendarsih, et. al., 1999). Sedangkan pada musim kemarau, hamadan penyakit yang merusak tanaman padi terutama adalah tikus, penggerek batang danwalang sangit.
Sebelum tanam atau periode bera, pada singgang (tunggul jerami padi)adakalanya terdapat larva penggerek batang, virus tungro, dan berbagai penyakit yangdisebabkan oleh bakteri dan jamur. Dalam jerami bisa juga terdapat skeloratia daribeberapa penyakit jamur. Tikus bisa juga terdapat pada tanaman lain atau pada tanggulirigasi. Pada lahan yang cukup basah, keong mas juga dapat ditemukan. Semua hamadan penyakit ini bisa berkembang pada pertanaman berikutnya. Sementara itu, dipesemaian bisa ditemukan tikus, penggerek batang, wereng hijau, siput murbai, dantanaman terinfeksi tungro.
Pada stadia vegetatif ditemuai hama siput murbai, ganjur, hidrelia, tikus,penggerek batang, wereng coklat, hama penggulung daun, ulat grayak, lembing batu,tungro, penyakit hawar daun bakteri, dan blas daun. Sedangkan pada stadia generatif,ditemukan tikus, penggerek batang, wereng coklat, hama penggulung daun, ulat grayak,walang sangit, lembing batu, tungro, penyakit hawar daun bakteri, blas leher, danberbagai penyakit yang disebabkan oleh cendawan. Untuk pengendaliannya, perludimplementasikan langkah-langkah Pengendalian Hama dan Penyakit secara Terpadu (PHT).




BAB II
PEMBAHASAN

A.      PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT TERPADU (PHT)

Konsep PHT muncul sebagai tindakan koreksi terhadap kesalahan dalampengendalian hama yang dihasilkan melalui pertemuan panel ahli FAO di Roma tahun1965. Di Indonesia, konsep PHT mulai dimasukkan dalam GBHN III, dandiperkuatdengan Keputusan Presiden No. 3 tahun 1986 dan undang-undang No. 12/1992tentangsistem budidaya tanaman, dan dijabarkan dalam paket Supra Insus, PHT menjadi jurusyang dianjurkan. (Arifin dan Iqbal, 1993; Baco, 1993; Soegiarto, et, al., 1993). Adapuntujuan PHT adalah meningkatkan pendapatan petani, memantapkan produktifitaspertanian, mempertahankan populasi hama tetap pada taraf yang tidak merugikantanaman, dan mempertahankan stabilitas ekosistem pertanian.
Dari segi substansial, PHT adalah suatu sistem pengendalian hama dalamkonteks hubungan antara dinamika populasi dan lingkungan suatu jenis hama,menggunakan berbagai teknik yang kompatibel untuk menjaga agar populasi hamatetap berada di bawah ambang kerusakan ekonomi. Dalam konsep PHT, pengendalianhama berorientasi kepada stabilitas ekosistem dan efisiensi ekonomi serta sosial.Dengan demikian, pengendalian hama dan penyakit harus memperhatikan keadaanpopulasi hama atau patogen dalam keadaan dinamik fluktuasi disekitar kedudukankesimbangan umum dan semua biaya pengendalian harus mendatangkan keuntunganekonomi yang maksimal (Arifin dan Agus, 1993). Pengendalian hama dan penyakitdilaksanakan jika populasi hama atau intensitas kerusakan akibat penyakit telahmemperlihatkan akan terjadi kerugian dalam usaha pertanian. Penggunaan pestisidamerupakan komponen pengendalian yang dilakukan, jika; (a) populasi hama telahmeninggalkan populasi musuh alami, sehingga tidak mampu dalam waktu singkatmenekan populasi hama, (b) komponen-komponen pengendalian lainnya tidak dapatberfungsi secara baik, dan (c) keadaan populasi hama telah berada di atas Ambang Ekonomi (AE), yaitu batas populasi hama telah menimbulkan kerusakan yang lebihbesar daripada biaya pengendalian (Soejitno dan Edi, 1993). Karena itu secaraberkelanjutan tindakan pemantauan atau monitoring populasi hama dan penyakitperludilaksanakan.
Menurut Soejitno dan Edi (1993), Ambang Ekonomi adalah batas populasi hamaataukerusakan oleh hama yang digunakan sebagai dasar untuk digunakannyapestisida. Diatas AE populasi hama telah mengakibatkan kerugian yang nilainya lebihbesardaripada biaya pengendalian.

B.       MENGAPA HARUS PENGELOLAAN HAMA DAN PENYAKIT TERPADU (PHPT) ?
Beberapa pengertian dan batasan tentang Pengelolaan Hama dan Penyakit Tanaman (PHPT):
a.    Pengertian Hama
Pengertian hama secara luas adalah : organisme penganggu padatanaman.Secara umum organisme tersebut adalah : mikroorganisme(virus, bakteri, jamur, protozoa), gulma, dan binatang (filumNemathelminthes, mollusca, Arthropoda dan Chordata).
Hama dari golongan tersebut dipelajari dalam :
1. Mikroorganisme -----> Fitopatologi
2. Gulma -----> Ilmu gulma
3. Binatang/hewan -----> Ilmu Hama
Ilmu yang mendukung dalam mempelajari Hama :
1. Biologi (Botani, Zoologi, Ekologi, Fisiologi, Genetika, dan Entomologi)
2. Kimia
3. Fisika
4. Matematika
5. Ekonomi
b.   Pengaturan Taktik Dan Strategi PHPT
PHPT mencoba untuk melakukan pengendalian hama melalui:
1. Pengetahuan dari biologi dan status hama pada sistem yang menjaditarget:
- Spesies hama apa yang (mungkin) terdapat di lahan ?
- Bagaimana dengan kepadatan populasinya
- Faktor apa yang mempengaruhi kepadatan populasi ?
- Apa saja kerusakan yang disebabkannya sehingga mempengaruhi baikitu kualitasmaupun kuantitas dari produksi.
2. Pemahaman mengenai dampak ekonomi dari hama:
- Konsekuensi dari kerusakan oleh hama bagi pemasaran
- Baik itu kualitas maupun kualitas sangat penting
3. Pemahaman mengenai dampak ekologi dan sosiologi dari teknikpengendalianhama:
- Efek bagi serangga yang berguna ?
- Efek pada hewan yang bukan target ?
- Efek terhadap kesehatan dan keamanan manusia ?
4. Menghindari atau mencegah dari hama apabila dimungkinkan
5. Pemilihan secara hati-hati terhadap teknik-teknik pengendalian
-Lebih memilih penggunaan teknik pengendalian yang tidakmenggunakansenyawa toxic
- Lebih memilih metoda yang tidak mengganggu musuh alami
- Memilih metoda yang dapat digunakan secara permanent
- Memilih metoda yang efektif dalam jangka pendek dan juga jangka panjang
c.  Langkah-langkah dalam sistem PHPT
1.Mengidentifikasi penyebab kerugian akan hasil dan penurunankualitas dari tanaman.
2. Memahami biologi, ekologi dan ekonomi dari hama
3. Memformulasikan strategi untuk mengurangi kerugian akibatserangan hama
4. Mengaplikasikan teknik-teknik pengendalian yang cocok antara satudan yang lain (kultur teknis, Mekanik, Fisik, Hayati, kimia, danPeraturan).
5. Evaluasi sistem PHPT dalam hal : ekonomi, lingkungan dan sosial.
d. Prinsip Pengelolaan Penyakit Tumbuhan
       Pada prinsipnya, untuk mengelola penyakit tumbuhan ada strategi dan ada taktik yang dapat digunakan.
       Taktik dipakai untuk mencapai tujuan berdasar strategi yang dicanangkan.
       Secara umum, ada tiga strategi yang dapat dilakukan untuk pengendalian penyakit tumbuhan yaitu :
(1) strategi untuk mengurangi inokulum awal,
(2) strategi untuk mengurangi laju infeksi, dan
(3) strategi untuk mengurangi lamanya epidemi.
Sedangkan taktik pada prinsipnya ada enam, yaitu avoidan, ekslusi, eradikasi, proteksi, resistensi, dan terapi.
e. Permasalahan Penerapan PHPT Dalam Pengendalian Penyakit
• Tidak ada insentif bagi petani yang menerapkan PHPT, sehingga kurang menarik minat petani.
• Kemampuan petani dalam membuat perencanaan untuk pengendalian dikaitkan dengan aspek cuaca, lahan dan kegiatan budidaya tanaman.
       Kebiasaan petani menggunakan benih sembarangan.
       Keterbatasan petani untuk informasi cara-cara pengendalian yang efektif dan tidak merusak lingkungan selain penggunaan fungisida.
       Informasi varietas yang sedang beredar di masyarakat terutama dari aspek ketahanan.
       Informasi tentang ras-ras patogen dan daerah endemi penyebarannya serta varietas yang tahan.
       Penguasaan petani tentang aspek cuaca berkaitan dengan datangnya penyakit tertentu.
       Faktor penyakit yang renik dan gejala yang mirip-mirip menyebabkan diagnosis penyakit dan deteksi dini lebih sukar dikuasai kebanyakan petani.
       Pemahaman petani terhadap aspek yang menyangkut perilaku patogen dan pengetahuan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan patogen.
       Penerapan PHPT yang berhasil hanya pada beberapa komoditas unggulan, belum menyangkut banyak komoditas yang terus berkembang di masyarakat.
       Buku-buku petunjuk untuk PHPT lebih banyak menekankan pada aspek hama, ekosistem, musuh alami hama dibandingkan pada masalah penyakit.





BAB III
KESIMPULAN

Simpulan yang dapat di tarik dari pembahasan di atasyaitu:
1. Manfaat dari PHPT adalah ekonomis, efektif, tidak mencemari lingkungandan kesehatan, terhindar dari resurgensi dan resistensi hama, tidakmembunuh hewan yang berguna bagi usaha pertanian, terjadikeseimbangan ekosistem, dan system berlangsung dalam waktu yanglama.
2. Tahapan system PHPT dimulai dari mengidentifikasi hama yang ada di arealpertanaman padi, mempelajari bioekologi hama tersebut,memformulasikan strategi untuk mengurangi kerugian akibat seranganhama, mengaplikasikan teknik pengendalian yang serasi, dan evaluasisystem PHPT dalam hal ekonomi, lingkungan dan social.
3. Pengaturan taktik dan strategi PHPT dengan pendekatan yang komprehensif untuk mengendalikan OPT yangmengunakan kombinasi dari teknik-teknik untuk mengurangi jumlah hamasampai level toleransi pada saat bersamaan menjaga kualitas dari lingkungan.
4. Pendekatan sebuah sistem untuk mengendalikan OPT dengan melakukan semua strategi yang cocok untuk meminimalkan dampak dari hama dan jugamelindungi lingkungan dan menyediakan ekonomi yang lebih sejahtera.
5. Sebuah kombinasi yang terkoordinasi dan serasi dari teknik pengendalianpada kontek yang berkaitan dengan lingkungan dan dinamika populasi OPT,menghasilkan populasi OPT yang tidak menyebabkan kerugian secaraekonomi.










DAFTAR PUSTAKA

Arifin M., dan Agus Iqbal. 1993. Arah, strategi, dan program penelitianbiodiversitas daninteraksi komponen ekosistem pertanian tanaman pangan sebagai unsur dasarpengelolaan hama secara alamiah. Seminar Hama Tanaman, 4-7 Maret 1993 diSukarami. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Balai penelitianTanaman Pangan Sukarami.
Baco, J. 1993. Langkah, strategi dan program penelitian bioekologi seranggatanamanpangan. Seminar Hama Tanaman, 4-7 Maret 1993 di Sukarami. Pusat Penelitian danPengembangan Tanaman Pangan. Balai Penelitian Tanaman Pangan Sukarami.
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian NTB. 2002. Diskripsi Varietas Unggul Padi.Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian.
Hendarsih, S., N. Usyati, dan D. Kertoseputro. 1999. Perkembangan hama padi padatiga pola tanam. Dalam Darajat, dkk. (penyunting). Prosiding Hasil Penelitian TeknologiTepat Guna Menunjang Gema Palagung. Balitpa Sukamandi; 133-144 hlm.
Horsfall, J. G. And Ellis, B. C. 1977. Plant disease an advanced treatise. Howdisease ismanaged. Vol I. Academic Press New York, San Francisco, London.
Makarim, A.K., I.N. Widiarta, Hendarsih, S., dan S. Abdulrachman. 2003.PetunjukTeknis Pengelolaan Hara dan Pengendalian Hama Penyakit Tanaman Padi SecaraTerpadu. Departemen Pertanian; 38 hlm.
Nurdiansyah, F. 2011. Pengelolaan Hama danPenyakit Terpadu (PHPT). FakultasPertanian, Universitas Jambi: Jambi.

Semangun H. 1990. Penyakit-penyakit tanaman pangan di Indonesia. Gadjah MadaUniversity Press.
Soejitno, J. ean Edi S. 1993. Arah dan strategi penelitian ambang ekonomi hamatanaman pangan. Seminar Hama Tanaman, 4-7 Maret 1993 di Sukarami. Pusat Penelitiandan Pengembangan Tanaman Pangan. Balai penelitian Tanaman Pangan Sukarami.
Soegiarto, B., Djafar B., dan Edi S. 1993. Strategi dan program penelitian hama-hamatanaman pangan PJPT II. Seminar Hama Tanaman, 4-7 Maret 1993 di Sukarami. PusatPenelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Balai Penelitian Tanaman PanganSukarami.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar