PENGELOLAAN
HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN
OLEH:
SIAMRUN : D1B1 12 037
JHON
PERMATA A.S.: D1B1 12 079
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A.
PENGERTIAN HAMA DAN PENYAKIT PADA
TANAMAN
Pengertian hama secara
luas adalah: organisme penganggu pada tanaman.Secara umum organisme tersebut
adalah: mikroorganisme (virus, bakteri, jamur, protozoa), gulma, dan binatang
(filum Nemathelminthes, mollusca, Arthropoda dan Chordata).
Penyakit pada tumbuhan adalah sesuatu yang
menyebabkan gangguan pada tanaman sehingga tanaman tersebut tidak dapat
bereproduksi atau mati secara perlahan-lahan. Ciri-ciri penyakit pada tumbuhan
:
-
Penyebab penyakit sukar dilihat oleh
mata telanjang.
-
Penyebab penyakit antara lain
mikroorganisme (virus, bakteri, jamur, atau cendawan) dan kekurangan zat
tertentudalam tanah.
-
Serangan penyakit umumnya tidak langsung
sehingga tanaman mati secara perlahan-lahan.
B. DINAMIKA
PERKEMBANGAN HAMA DAN PENYAKIT
Hama dan penyakit tanaman bersifat dinamis dan
perkembangannya dipengaruhioleh lingkungan biotik (fase pertumbuhan tanaman,
populasi organisme lain, dsb) danabiotik (iklim, musim, agroekosistem, dll).
Pada dasarnya semua organisme dalamkeadaan seimbang (terkendali) jika tidak
terganggu keseimbangan ekologinya. Di lokasitertentu, hama dan penyakit
tertentu sudah ada sebelumnya atau datang (migrasi) daritempat lain karena
tertarik pada tanaman padi yang baru tumbuh. Perubahan iklim,stadia tanaman,
budidaya, pola tanam, keberadaan musuh alami, dan carapengendalian mempengaruhi
dinamika perkembangan hama dan penyakit. Hal pentingyang perlu diketahui dalam
pengendalian hama dan penyakit adalah: jenis, kapan keberadaannya di lokasi
tersebut, dan apa yang mengganggu keseimbangannya sehingga perkembangannya
dapatdiantisipasi sesuai dengan tahapan pertumbuhantanaman (Makarim, et.
al., 2003).
Pada musim hujan, hama dan penyakit yang biasa
merusak tanaman padi adalahtikus, wereng coklat, penggerek batang, lembing
batu, penyakit tungro, blas, dan hawardaun bakteri, dan berbagai penyakit yang
disebabkan oleh cendawan. Dalam keadaantertentu, hama dan penyakit yang
berkembang dapat terjadi di luar kebiasaan tersebut.Misalnya, pada musim
kemarau yang basah, wereng coklat pada varietas rentan jugamenjadi masalah
(Hendarsih, et. al., 1999). Sedangkan pada musim kemarau, hamadan
penyakit yang merusak tanaman padi terutama adalah tikus, penggerek batang
danwalang sangit.
Sebelum tanam atau periode bera, pada singgang (tunggul
jerami padi)adakalanya terdapat larva penggerek batang, virus tungro, dan
berbagai penyakit yangdisebabkan oleh bakteri dan jamur. Dalam jerami bisa juga
terdapat skeloratia daribeberapa penyakit jamur. Tikus bisa juga terdapat pada
tanaman lain atau pada tanggulirigasi. Pada lahan yang cukup basah, keong mas
juga dapat ditemukan. Semua hamadan penyakit ini bisa berkembang pada
pertanaman berikutnya. Sementara itu, dipesemaian bisa ditemukan tikus,
penggerek batang, wereng hijau, siput murbai, dantanaman terinfeksi tungro.
Pada stadia vegetatif ditemuai hama siput murbai,
ganjur, hidrelia, tikus,penggerek batang, wereng coklat, hama penggulung daun,
ulat grayak, lembing batu,tungro, penyakit hawar daun bakteri, dan blas daun.
Sedangkan pada stadia generatif,ditemukan tikus, penggerek batang, wereng
coklat, hama penggulung daun, ulat grayak,walang sangit, lembing batu, tungro,
penyakit hawar daun bakteri, blas leher, danberbagai penyakit yang disebabkan
oleh cendawan. Untuk pengendaliannya, perludimplementasikan langkah-langkah
Pengendalian Hama dan Penyakit secara Terpadu (PHT).
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT TERPADU (PHT)
Konsep PHT muncul sebagai tindakan koreksi terhadap
kesalahan dalampengendalian hama yang dihasilkan melalui pertemuan panel ahli
FAO di Roma tahun1965. Di Indonesia, konsep PHT mulai dimasukkan dalam GBHN
III, dandiperkuatdengan Keputusan Presiden No. 3 tahun 1986 dan undang-undang
No. 12/1992tentangsistem budidaya tanaman, dan dijabarkan dalam paket Supra
Insus, PHT menjadi
jurusyang dianjurkan. (Arifin dan Iqbal, 1993; Baco, 1993; Soegiarto, et,
al., 1993). Adapuntujuan PHT adalah meningkatkan pendapatan petani,
memantapkan produktifitaspertanian, mempertahankan populasi hama tetap pada
taraf yang tidak merugikantanaman, dan mempertahankan stabilitas ekosistem
pertanian.
Dari segi substansial, PHT adalah suatu sistem
pengendalian hama dalamkonteks hubungan antara dinamika populasi dan lingkungan
suatu jenis hama,menggunakan berbagai teknik yang kompatibel untuk menjaga agar
populasi hamatetap berada di bawah ambang kerusakan ekonomi. Dalam konsep PHT,
pengendalianhama berorientasi kepada stabilitas ekosistem dan efisiensi ekonomi
serta sosial.Dengan demikian, pengendalian hama dan penyakit harus
memperhatikan keadaanpopulasi hama atau patogen dalam keadaan dinamik fluktuasi
disekitar kedudukankesimbangan umum dan semua biaya pengendalian harus
mendatangkan keuntunganekonomi yang maksimal (Arifin dan Agus, 1993).
Pengendalian hama dan penyakitdilaksanakan jika populasi hama atau intensitas
kerusakan akibat penyakit telahmemperlihatkan akan terjadi kerugian dalam usaha
pertanian. Penggunaan pestisidamerupakan komponen pengendalian yang dilakukan,
jika; (a) populasi hama telahmeninggalkan populasi musuh alami, sehingga tidak
mampu dalam waktu singkatmenekan populasi hama, (b) komponen-komponen
pengendalian lainnya tidak dapatberfungsi secara baik, dan (c) keadaan populasi
hama telah berada di atas Ambang Ekonomi (AE), yaitu batas populasi hama telah
menimbulkan kerusakan yang lebihbesar daripada biaya pengendalian (Soejitno dan
Edi, 1993). Karena itu secaraberkelanjutan tindakan pemantauan atau monitoring
populasi hama dan penyakitperludilaksanakan.
Menurut Soejitno dan Edi (1993), Ambang Ekonomi
adalah batas populasi hamaataukerusakan oleh hama yang digunakan sebagai dasar
untuk digunakannyapestisida. Diatas AE populasi hama telah mengakibatkan
kerugian yang nilainya lebihbesardaripada biaya pengendalian.
B.
MENGAPA
HARUS PENGELOLAAN HAMA
DAN PENYAKIT TERPADU (PHPT) ?
Beberapa pengertian dan
batasan tentang Pengelolaan Hama dan Penyakit Tanaman (PHPT):
a.
Pengertian Hama
Pengertian hama secara luas adalah : organisme penganggu padatanaman.Secara
umum organisme tersebut adalah : mikroorganisme(virus, bakteri, jamur,
protozoa), gulma, dan binatang (filumNemathelminthes, mollusca, Arthropoda dan
Chordata).
Hama dari golongan tersebut dipelajari dalam :
1. Mikroorganisme -----> Fitopatologi
2. Gulma -----> Ilmu gulma
3. Binatang/hewan -----> Ilmu Hama
Ilmu yang mendukung dalam
mempelajari Hama :
1. Biologi (Botani, Zoologi, Ekologi, Fisiologi,
Genetika, dan Entomologi)
2. Kimia
3. Fisika
4. Matematika
5. Ekonomi
b.
Pengaturan Taktik Dan Strategi PHPT
PHPT mencoba untuk melakukan pengendalian hama melalui:
1. Pengetahuan dari biologi dan status hama pada
sistem yang menjaditarget:
- Spesies
hama apa yang (mungkin) terdapat di lahan ?
- Bagaimana
dengan kepadatan populasinya
- Faktor apa
yang mempengaruhi kepadatan populasi ?
-
Apa saja kerusakan yang disebabkannya
sehingga mempengaruhi baikitu kualitasmaupun kuantitas dari produksi.
2. Pemahaman mengenai dampak ekonomi dari hama:
- Konsekuensi
dari kerusakan oleh hama bagi pemasaran
- Baik itu
kualitas maupun kualitas sangat penting
3. Pemahaman mengenai dampak ekologi dan sosiologi
dari teknikpengendalianhama:
- Efek bagi serangga yang
berguna ?
- Efek pada hewan yang
bukan target ?
- Efek terhadap kesehatan
dan keamanan manusia ?
4. Menghindari atau mencegah dari hama apabila
dimungkinkan
5. Pemilihan secara hati-hati terhadap teknik-teknik
pengendalian
-Lebih memilih penggunaan teknik pengendalian
yang tidakmenggunakansenyawa toxic
- Lebih
memilih metoda yang tidak mengganggu musuh alami
- Memilih
metoda yang dapat digunakan secara permanent
- Memilih
metoda yang efektif dalam jangka pendek dan juga jangka panjang
c. Langkah-langkah
dalam sistem PHPT
1.Mengidentifikasi penyebab kerugian akan hasil dan
penurunankualitas dari tanaman.
2. Memahami biologi, ekologi dan ekonomi dari hama
3. Memformulasikan strategi untuk mengurangi
kerugian akibatserangan hama
4. Mengaplikasikan teknik-teknik pengendalian yang
cocok antara satudan yang lain (kultur teknis, Mekanik, Fisik, Hayati, kimia,
danPeraturan).
5. Evaluasi
sistem PHPT dalam hal : ekonomi, lingkungan dan sosial.
d. Prinsip Pengelolaan Penyakit
Tumbuhan
•
Pada
prinsipnya, untuk mengelola penyakit tumbuhan ada strategi dan ada taktik
yang dapat digunakan.
•
Taktik
dipakai untuk mencapai tujuan berdasar strategi yang dicanangkan.
•
Secara
umum, ada tiga strategi yang dapat dilakukan untuk pengendalian penyakit
tumbuhan yaitu :
–
(1) strategi untuk mengurangi inokulum awal,
–
(2) strategi untuk mengurangi laju infeksi, dan
–
(3) strategi untuk mengurangi lamanya epidemi.
•
Sedangkan taktik pada prinsipnya ada enam, yaitu avoidan,
ekslusi, eradikasi, proteksi, resistensi, dan terapi.
e.
Permasalahan Penerapan
PHPT
Dalam Pengendalian Penyakit
•
Tidak ada insentif bagi petani yang menerapkan PHPT, sehingga kurang menarik minat petani.
•
Kemampuan petani dalam membuat perencanaan untuk pengendalian dikaitkan dengan
aspek cuaca, lahan dan kegiatan budidaya tanaman.
•
Kebiasaan petani menggunakan benih
sembarangan.
•
Keterbatasan petani untuk informasi
cara-cara pengendalian yang efektif dan tidak merusak lingkungan selain
penggunaan fungisida.
•
Informasi varietas yang sedang beredar
di masyarakat terutama dari aspek ketahanan.
•
Informasi tentang ras-ras patogen dan
daerah endemi penyebarannya serta varietas yang tahan.
•
Penguasaan petani tentang aspek cuaca
berkaitan dengan datangnya penyakit tertentu.
•
Faktor
penyakit yang renik dan gejala yang mirip-mirip menyebabkan diagnosis penyakit
dan deteksi dini lebih sukar dikuasai kebanyakan petani.
•
Pemahaman
petani terhadap aspek yang menyangkut perilaku patogen dan pengetahuan tentang
faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan patogen.
•
Penerapan
PHPT yang berhasil hanya pada beberapa komoditas unggulan,
belum menyangkut banyak komoditas yang terus berkembang di masyarakat.
•
Buku-buku
petunjuk untuk PHPT lebih banyak menekankan pada aspek hama, ekosistem,
musuh alami hama dibandingkan pada masalah penyakit.
BAB III
KESIMPULAN
Simpulan yang dapat di tarik dari pembahasan di
atasyaitu:
1. Manfaat dari PHPT adalah ekonomis, efektif, tidak mencemari
lingkungandan kesehatan, terhindar dari resurgensi dan resistensi hama,
tidakmembunuh hewan yang berguna bagi usaha pertanian, terjadikeseimbangan
ekosistem, dan system berlangsung dalam waktu yanglama.
2. Tahapan system PHPT dimulai dari mengidentifikasi hama yang ada
di arealpertanaman padi, mempelajari bioekologi hama tersebut,memformulasikan
strategi untuk mengurangi kerugian akibat seranganhama, mengaplikasikan teknik
pengendalian yang serasi, dan evaluasisystem PHPT dalam hal ekonomi, lingkungan
dan social.
3. Pengaturan taktik dan
strategi PHPT dengan pendekatan yang
komprehensif untuk mengendalikan OPT yangmengunakan kombinasi dari
teknik-teknik untuk mengurangi jumlah hamasampai level toleransi pada saat
bersamaan menjaga kualitas dari lingkungan.
4. Pendekatan sebuah sistem untuk mengendalikan OPT dengan melakukan semua strategi yang
cocok untuk meminimalkan dampak dari hama dan jugamelindungi lingkungan dan
menyediakan ekonomi yang lebih sejahtera.
5. Sebuah kombinasi yang terkoordinasi dan serasi dari teknik
pengendalianpada kontek yang berkaitan dengan lingkungan dan dinamika populasi
OPT,menghasilkan populasi OPT yang tidak menyebabkan kerugian secaraekonomi.
DAFTAR
PUSTAKA
Arifin M., dan Agus Iqbal. 1993. Arah, strategi, dan program
penelitianbiodiversitas daninteraksi komponen ekosistem pertanian tanaman
pangan sebagai unsur dasarpengelolaan hama secara alamiah. Seminar Hama
Tanaman, 4-7 Maret 1993 diSukarami. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman
Pangan. Balai penelitianTanaman Pangan Sukarami.
Baco, J. 1993. Langkah,
strategi dan program penelitian bioekologi seranggatanamanpangan. Seminar Hama
Tanaman, 4-7 Maret 1993 di Sukarami. Pusat Penelitian danPengembangan Tanaman
Pangan. Balai Penelitian Tanaman Pangan Sukarami.
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian NTB. 2002. Diskripsi
Varietas Unggul Padi.Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen
Pertanian.
Hendarsih, S., N. Usyati, dan D. Kertoseputro. 1999. Perkembangan
hama padi padatiga pola tanam. Dalam Darajat, dkk. (penyunting).
Prosiding Hasil Penelitian TeknologiTepat Guna Menunjang Gema Palagung. Balitpa
Sukamandi; 133-144 hlm.
Horsfall, J. G. And Ellis, B. C. 1977. Plant disease an advanced
treatise. Howdisease ismanaged. Vol I. Academic Press New York, San Francisco,
London.
Makarim, A.K., I.N. Widiarta, Hendarsih, S., dan S. Abdulrachman. 2003.PetunjukTeknis
Pengelolaan Hara dan Pengendalian Hama Penyakit Tanaman Padi SecaraTerpadu.
Departemen Pertanian; 38 hlm.
Nurdiansyah, F. 2011. Pengelolaan Hama danPenyakit Terpadu (PHPT). FakultasPertanian,
Universitas Jambi: Jambi.
Semangun H. 1990. Penyakit-penyakit
tanaman pangan di Indonesia. Gadjah MadaUniversity Press.
Soejitno, J. ean Edi S. 1993. Arah dan strategi penelitian ambang
ekonomi hamatanaman pangan. Seminar Hama Tanaman, 4-7 Maret 1993 di Sukarami.
Pusat Penelitiandan Pengembangan Tanaman Pangan. Balai penelitian Tanaman
Pangan Sukarami.
Soegiarto, B., Djafar B., dan Edi S. 1993. Strategi dan program penelitian
hama-hamatanaman pangan PJPT II. Seminar Hama Tanaman, 4-7 Maret 1993 di Sukarami.
PusatPenelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Balai Penelitian Tanaman
PanganSukarami.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar